London (ANTARA News/AFP) - Euro dan dolar menunjukkan sedikit gerakan pada Senin waktu setempat setelah pertemuan IMF yang tidak menghasilkan konsensus tentang bagaimana menghadang perang mata uang yang merusak di antara negara-negara dagang utama.
Pembuat kebijakan Dana Moneter Internasional pada Sabtu tidak mengambil tindakan-tindakan menentukan yang bisa mencegah atau menghalangi negara dari devaluasi mata uang mereka dalam rangka untuk meningkatkan sektor ekspor mereka.
Dengan pemulihan ekonomi sangat lambat, beberapa minggu terakhir telah terlihat negara-negara mulai dari Jepang hingga Brazil melakukan intervensi untuk menghentikan mata uang mereka dari kenaikan ke tingkat yang akan membuat ekspor mahal, memicu pembicaraan tentang perang mata uang.
Korea Selatan pada Senin memperingatkan bahwa kegagalan untuk menyelesaikan sengketa tentang kebijakan mata uang bisa menyulut proteksionisme dan merusak pemulihan ekonomi dunia.
Presiden Lee Myung-Bak, dalam makan siang dengan koresponden asing sebelum KTT G20 di Seoul bulan depan, mendesak para anggota tidak hanya mengejar kepentingan nasional.
Dalam kondisi itu euro tergelincir terhadap dolar dan diperdagangkan pada 1,3891 dolar terhadap 1,3926 pada Jumat.
Dolar dalam transaksi akhir hari itu stabil terhadap yen pada 82,08 setelah 82,06 yen pada Jumat.
"Pasar uang telah cukup bersemangat pasca pertemuan IMF dan G20 akhir pekan ini," kata analis Michael Hewson dari CMC Markets.
Ditambahkan Steven Englander dari Citibank: "Para pembuat kebijakan tampaknya mencoba mengurangi kekhawatiran tentang perang mata uang dan perselisihan. Namun, tampaknya tidak akan ada komitmen untuk mengubah perilaku."
Sebuah penurunan baru dalam dolar terhadap euro telah mengkhawatirkan pejabat zona euro yang takut tren akan membahayakan kinerja ekspor dari perusahaan Eropa, dengan demikian mengancam pemulihan yang sudah rapuh.
Meskipun, sampai saat ini kekuatan euro tidak menghambat Eropa rebound, menurut Valentin Marinov dari Citibank.
Akibatnya, kata dia, "kita kira akan memakan waktu lebih lama untuk Bank Sentral Eropa secara terbuka menyatakan keprihatinan tentang tingkat euro."
ECB saat ini menerapkan kebijakan moneter ketat daripada mitranya di AS, Federal Reserve, yang cenderung menaikkan euro. Penurunan dolar baru-baru ini telah banyak dikaitkan dengan kemungkinan bahwa The Fed akan segera menerapkan langkah-langkah stimulus baru -- terutama pembelian obligasi dan aktiva lain -- dalam upaya untuk menopang pemulihan.
Pengenalan lebih banyak dolar oleh Fed bisa mencairkan nilai unit AS dan mendevaluasi lebih lanjut terhadap euro.
Harga obligasi pemerintah Eropa masih berubah tipis pada Senin, dengan pengecualian dari obligasi 10-tahun Yunani, yang hasilnya menyempit menjadi 9,168 persen dari 9,769 persen pada Jumat. Hasil dan harga obligasi bergerak berlawanan arah.
Obligasi Yunani didukung oleh laporan dari Washington bahwa IMF, yang telah bergabung dengan Uni Eropa dalam sebuah paket penyelamatan untuk Athena, bisa memperlonggar jadwal pembayaran pinjaman.
Uni Eropa dan Dana pada Mei menyusun sebuah paket tiga tahun untuk Yunani yang dililit utang, senilai 141 miliar dolar (110 miliar euro), sebagai imbalan untuk mengadopsi langkah-langkah penghematan ketat.
Euro berpindah tangan pada 1,3891 dolar terhadap 1,3926 dolar di New York pada akhirJumat, 114,02 yen (114,29), 0,8737 pound (0,8727) dan 1,3404 franc Swiss (1,3419).
Dolar berada pada 82,08 yen (82,06) dan 0,9649 franc Swiss (0,9635). Pound berada pada 1,5899 dolar (1,5959).
Di London Bullion Market, harga emas naik ke 1.351,50 dolar per ounce pada penetapan dari 1.341,50 dolar pada akhir Jumat. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010