Jakarta (ANTARA News) - Korea Selatan dan Indonesia memanfaatkan jalur budaya untuk mempererat kerja sama ekonomi kedua negara.
Hal itu dikatakan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Ho Young pada malam pembukaan Pekan Indonesia-Korea di Jakarta pada Senin.
"Diawali dengan pagelaran busana yang menampilkan hanbok, busana tradisional Korea, dan Batik dari Indonesia, kita akan mengawali Pekan Indonesia-Korea dengan berbagai macam kebudayaan Korea dipertunjukkan di Jakarta untuk mempererat hubungan politik dan ekonomi kedua negara," kata dubes Kim dalam sambutannya.
Pekan Indonesia-Korea yang diselenggarakan oleh pemerintah Korsel pada 11-16 Oktober dengan beragam acara seperti pagelaran busana, pertunjukan film, konser persahabatan, pameran foto, pertunjukan musik, acara olah raga, juga tidak ketinggalan festival makanan yang diselenggarakan di beberapa tempat di Jakarta.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia adalah teman lama yang belakangan ini punya banyak kerja sama dengan mengutip pepatah lama Korsel "Untuk pakaian, baju terbaru lebih baik, namun untuk persahabatan, teman terlama yang lebih baik."
Hubungan Indonesia-Korsel yang telah terjalin sejak tahun 1973 direkatkan lewat pembentukan Kemitraan Strategis pada 2006 lewat kunjungan Presiden Roh Moo Hyun ke Jakarta pada 4-6 Desember 2006 yang mencakup kerja sama di bidang politik, ekonomi, dan pertahanan. Sejak saat itu, masing-masing presiden telah bertemu sebanyak lima kali untuk membentuk agenda dan proyek kerja sama baru
Pertemuan terakhir kedua kepala negara adalah saat Presiden Lee Myung Bak mengunjungi Indonesia pada 6-8 Maret 2009 dengan penandatanganan beberapa kesepakatan di bidang teknologi, kehutanan, pendidikan, energi, perikanan, dan industri pertahanan.
Belum lama ini yaitu pada tanggal 10-13 Juli 2010, Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Gita Wirjawan juga berkunjung ke Korsel untuk melakukan temu bisnis dengan pengusaha Korsel dan menghadiri High Level International Converence di Daejon dengan hasil dua perusahaan Korsel yaitu Pohang Iron Steel Corporation dan Hancook, perusahaan ban Korea akan berinvestasi di Indonesia.
Total investasi perusahaan Korsel di Indonesia pada 2009 adalah sebesar 624,6 juta dolar AS dengan permintaan di sektor industri berteknologi tinggi seperti baja, teknologi informasi, hiburan, dan konstruksi.
Untuk perdagangan, pada 2009, Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 3,4 juta dolar AS dengan total perdagangan sebesar 12,8 dolar AS dengan besaran ekspor lebih banyak dari sektor non migas seperti ekspor hasil hutan, pertanian, dan perikanan membuat Korsel menjadi negara tujuan ekspor terbesar ketujuh.
Sementara Indonesia juga banyak mendapat suplai barang elektronik, rumah tangga, dan otomotif dari Korsel yang menjadikannya sebagai negara keenam pengimpor barang non-migas bagi Indonesia.
Di samping terus mengeksplorasi angka-angka tersebut, pemerintah Korea pun bermaksud untuk membangun Pusat Kebudayaan Korea di Jakarta pada akhir tahun ini agar dapat berfungsi sebagai pusat pertukaran kebudayaan Indonesia-Korea.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Taufik Kiemas, ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang juga menjadi Penasihat Kehormatan World Overseas Korean Traders Associations (World OKTA) yang dalam sambutannya berharap agar hubungan kedua negara tidak hanya terselenggara pada tingkat pemerintahan tapi juga mendorong hubungan antarmasyarakat.
Pekan Indonesia-Korea ini diharapkan menjadi jembatan guna mewujudkan hal tersebut. (DLN/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010