Bogor (ANTARA News) - Suasana sebuah rumah di sudut jalan Guntur Bogor pada Minggu pagi itu terlihat ramai. Beberapa orang tampak berkumpul di garasi, di teras dan di dalam ruangan rumah yang cukup luas itu.
Di teras, sekitar 10 orang berseragam kaos putih tampak duduk di hadapan atau di belakang seseorang sambil menggerak-gerakan tangan serta sesekali menekan-nekan jari dan telapak tangan ke tubuh orang itu.
Sementara di garasi tampak tiga orang lanjut usia yang duduk di kursi roda tampak sedang mendapatkan tindakan yang sama dari satu atau dua orang berkaos putih itu.
Sedangkan di dalam rumah dengan interior lawas dan sederhana itu, sekitar 20 orang terlihat sedang mengikuti gerakan-gerakan yang dilakukan seorang pengajar sambil diawasi seorang lain yang sesekali memperbaiki gerak atau posisi tubuh murid-murid itu.
Di selasar teras itu, juga terlihat ibu-ibu yang sebagian berjilbab, serta bapak-bapak bahkan remaja dan anak-anak duduk tenang menunggu di kursi yang disediakan. Sesekali seseorang yang menghadap meja, memanggil nama-nama orang yang sebelumnya mendaftarkan diri.
Begitulah suasana yang terjadi pada setiap hari Minggu di kediaman dr Frans Tshai, Ketua Pelaksana Perguruan Chikung Kylin yang sengaja menyediakan rumahnya untuk pengobatan gratis dengan metode Chikung bagi semua lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, agama, dan kemampuan ekonomi.
Di rumah itu pula, Frans dibantu anggota senior Chikung Kylin juga mengajarkan ilmu Chikung kepada siapa saja yang hendak menguasai ilmu atau seni mengolah energi tubuh yang berasal dari China itu.
"Pengobatan gratis untuk semua golongan masyarakat ini sudah berjalan 10 tahun. Awalnya saya sendiri yang melakukannya, tetapi dengan bertambahnya anggota maka para anggota senior itulah yang sekarang membantu untuk memberikan pengobatan. Karena prinsip ajaran kami adalah memberikan kemampuan yang kami miliki kepada siapapun," kata dokter lulusan Universitas Zurich Swiss berumur 69 tahun ini.
Menurutnya, Chikung adalah ilmu atau seni yang mengajarkan cara mengolah energi di dalam tubuh dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan holistik yaitu tubuh, pikiran dan jiwa yang lahir sekitar 5.000 tahun lalu di negeri Tiongkok.
Sementara ajaran Chikung Kylin merupakan aliran Chikung telah mengadopsi semua gerakan terbaik dari semua ilmu yang ada sehingga gerakan Chikung Kylin sangat sederhana dengan hasil sangat mudah dirasakan.
"Saya beruntung waktu mempelajari Chikung sudah ada aliran ini sehingga mudah diterapkan dan diajarkan kepada yang lain," kata mantan anggota DPR RI tahun 2004-2009 dari Partai Demokrat ini.
Menurutnya, sejak memimpin perguruan ini pada 2005, Chikung Kylin telah memiliki anggota sekitar 4.000 orang di tiga kota yaitu Jakarta, Bogor, dan Bandung.
Sementara setiap hari Minggu, mulai pukul 09.00 WIB hingga sore hari, sekitar 100 sampai 150 orang pasien dengan berbagai jenis keluhan penyakit datang untuk berobat, mulai penyakit jantung, stroke, lever, sinusitis, diabetes, dan migrain hingga pasangan suami istri yang menginginkan cepat punya anak pun datang ke tempat itu.
"Kami tidak pernah mempublikasikan kegiatan pengobatan gratis ini, orang-orang yang datang biasanya tahu dari mulut ke mulut," kata Frans.
Meski tidak mempromosikan kegiatannya, pasien yang datang tidak hanya berasal dari kota Bogor dan Jakarta, tetapi dari daerah yang cukup jauh seperti Bekasi, Tangerang bahkan Bandung.
Cerita keberhasilan pengobatan ini tampaknya telah menyebar ke banyak telinga masyarakat, seperti yang dialami Wati (45) warga Parung Bogor yang mengatakan penyakit nyeri punggungnya sembuh setelah tiga kali mengikuti terapi Chikung.
Maria (35) warga Bogor yang sembuh dari penyakit yang dideritanya bertahun-tahun dengan terapi Chikung ini bahkan sekarang telah menjadi salah seorang pengajar ilmu tersebut.
Maria menceritakan beberapa tahun lalu dirinya menderita penyakit aneh yang sulit disembuhkan meski telah ditangani sejumlah dokter dan berbagai pengobatan alternatif.
Gejala penyakitnya adalah badan membengkak, tangan dan kaki membesar, jari-jari menggelembung berisi air dan gatal pada punggung.
"Dengan pengobatan dan berlatih Chikung saya sembuh bahkan bisa memberikan bantuan terapi kepada orang lain," katanya.
Frans Tshai mengatakan ajaran Chikung Kylin memang mampu mengobati beberapa penyakit yang tidak dapat ditangani oleh ilmu kedokteran Barat, karena dengan ilmu ini setiap orang bisa melatih energi vitalnya untuk mengobati bagian tubuh yang sakit.
Namun dari semua kemampuan itu, yang penting bagi Frans dan selalu ditekankan pada semua anggota Chikung Kylin adalah untuk membagikan ilmu yang dimilikinya kepada sesama manusia tanpa membedakan suku, agama dan kemampuan ekonominya.
Kegiatan pengobatan gratis Chikung Kylin yang memandang semua manusia adalah sama dan sederajat untuk diobati dan mendapat kesembuhan dari Tuhan juga diharapkan menjadi pengobatan bagi kehidupan manusia yang semakin tamak harta dan melupakan kodratnya untuk saling membantu dan mengasihi sesama manusia.
"Saya ajarkan kepada anggota untuk berbagi dengan orang lain. Karena ilmu yang baik harus dimanfaatkan untuk sesama. Kebahagiaan terbesar dalam hidup kita adalah jika kita bisa berguna bagi orang lain," kata Frans. (D012/K004)
Oleh Oleh Dody Ardiansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010