Surabaya (ANTARA News) - Mobil "speKtronics" buatan tim mahasiswa Jurusan Teknik Kimia FTI ITS Surabaya dengan "bensin" lemon meraih peringkat ketiga dalam sesi poster pada kompetisi mobil kimia tingkat Asia-Pasifik di Taiwan pada 5-8 Oktober 2010.
"Dalam lomba yang diikuti 54 tim dari 12 negara itu ada dua sesi yaitu performance dan poster. speKtronik merebut peringkat ketiga dan The Best Design Modelling dalam sesi poster," kata ketua tim ITS, Hardiyanto Dwi Saputra, setiba di Bandara Juanda Surabaya, Senin.
Oleh karena itu, ia bersyukur atas semua prestasi dalam kompetisi mobil kimia atau "Chemical Engineering Car Competition" (Chem-E-Car Competition) tingkat Asia-Pasifik yang baru pertama kali diikuti tim ITS yang merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia itu.
"Itu hadiah terindah yang kami peroleh, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak-pihak yang mendukung keberangkatan kami, baik dari ITS, Ditjen Dikti Kemdiknas, Semen Gresik, dan Laboratorium Energi dan Studi Rekayasa," katanya.
"Chem-E Car Competition" adalah ejang yang diselenggarakan oleh Asia Pasific Confederation of Chemical Engineering (APCChE) bekerja sama dengan American Institute of Chemical Engineering (AIChE).
Pada kompetisi ini, para peserta diwajibkan mengaplikasikan ilmu keteknik-kimiaan dalam bentuk mobil yang digerakkan oleh energi dari reaksi kimia serta dapat membawa beban sejauh jarak tertentu.
"speKtronics digerakkan dengan energi yang direaksikan dari ekstrak lemon dan CuSO4 yang dihubungkan dengan katode-anode untuk menghasilkan reaksi kimia, lalu rangkaian dipasang seri dan paralel sedemikian rupa hingga menimbulkan proses elektrokimia seperti aki pada motor atau mobil," katanya.
Secara teknis, mobil speKtronics dirancang dengan bahan yang murah, seperti gabus, resin, lem kayu, tisu, dempul, perban, dan cat, sehingga pihaknya tidak sampai menghabiskan dana Rp1 juta, padahal harga maksimal dari panitia adalah 2.000 dolar AS.
"Risetnya yang mahal," katanya didampingi Ketua Jurusan Teknik Kimia Prof Dr Ir Tri Widjadja M.Eng.
Menanggapi capaian itu, Prof Tri Widjadja menilai lomba seperti itu perlu diikuti oleh mahasiswa Teknik Kimia untuk melakukan "internasionalisasi" Teknik Kimia.
"Setidaknya Teknik Kimia akan menjadi `center of excellent` dalam pengembangan energi alternatif di Indonesia agar tidak kalah dengan negara lain," katanya. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010