Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta mencatat aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah terus meningkat dan kekuatan gempa vulkanik telah mencapai 3 Skala Richter.
"Saat ini peningkatan aktivitas Gunung Merapi ternyata membawa dampak gempa vulkanik lebih kuat mencapai 3,0 skala Richter (SR), ini berbeda dengan pola erupsi pada 2006," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio, Senin.
Menurut, hasil evaluasi mingguan jumlah gempa vulkanik selama satu minggu ini mencapai 22 kali yang berarti ada peningkatan dibanding minggu sebelumnya yang hanya 20 kali.
"Sementara untuk gempa vulkanik dangkal tercatat minggu ini tercatat sebanyak 39 kali, sedangkan pada minggu sebelumnya 44 kali," katanya.
Ia mengatakan, gempa "Multi Phase" (MP) pada minggu ini ini tercatat sebanyak sebanyak 544 kali atau lebih banyak dari minggu sebelumnya hanya 376 kali.
"Sementara jumlah guguran lava juga semakin intensif yakni mencapai 117 kali, sedangkan minggu sebelumnya jumlah guguran lavanya hanya 35 kali," katanya.
Subandrio mengatakan, saat ini aktivitas Gunung Merapi terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.
"Kami masih terus melakukan pemantauan untuk melihat perkembangan yang tgerjadi, sampai saat ini memang morfologi puncak Gunung Merapi belum nampak dan belum ada tanda-tanda perubahan bentuk yang dapat menjadi acuan untuk arah luncuran lava," katanya.
Ia mengatakan, melihat kondisi Gunung Merapi yang semakin menuju ke arah kritis, BPPTK Yogyakarta mengintensifkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten di sekitar Gunung Merapi, seperti Kabupaten Sleman, Klaten dan Magelang.
"Koordinasikan ini terkait kira-kira rencana aksi pemerintah kabupaten di sekitar Gunung Merapi seperti apa. Langkah-langkah antisipasi harus segera ditentukan karena aktifitas Merapi terus menuju ke arah kondisi kritis," katanya.
(V001/H008)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010