Di masa pandemi, konsumen kian menyadari pentingnya gaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengonsumsi ikan.

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah dan pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan perlu menyadari semakin meningkatnya momentum gaya hidup sehat di tengah masyarakat, baik di dalam negeri maupun di mancanegara, untuk lebih giat lagi dalam memasarkan ikan sebagai produk pangan sehat.

"Di masa pandemi, konsumen kian menyadari pentingnya gaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengonsumsi ikan," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, ujar dia, di sinilah terletak berbagai peluang yang harus dimanfaatkan secara optimal baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha perikanan di Indonesia.

Baca juga: Iskindo: Konsumen global makin kritis terhadap produk pangan perikanan

Abdul Halim juga mengemukakan bahwa KKP sudah memiliki perangkat aturan berkenaan dengan penanganan IUU Fishing dan perbudakan, yang dalam sejumlah kajian menunjukkan bahwa berbagai hal tersebut juga semakin disorot oleh konsumen perikanan.

"Tantangannya adalah bagaimana perangkat kebijakan tersebut secara konsisten dan penuh tanggung jawab dijalankan sejak dari hulu hingga hilir," ucapnya.

Ia meyakini bahwa kian banyaknya pelanggaran HAM dan praktik penangkapan ikan dengan cara-cara merusak juga akan meningkatkan kepedulian konsumen di dalam negeri, sehingga momen ini dinilai perlu disambut oleh pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku usaha untuk memperbaiki diri.

Baca juga: KKP bantu Kota Bogor ikan beku dan ikan olahan

Sebelumnya, Ketua Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Zulficar Mochtar mengingatkan bahwa konsumen global pada saat ini semakin kritis terhadap produk pangan perikanan yang mereka santap, termasuk berbagai aspek terkait hal tersebut.

"Kebutuhan buyer (pembeli) tidak sekadar untuk makan ikan, tetapi mereka juga ingin memastikan bahwa ikan yang dimakan tidak terkait IUU Fishing, ditangkap dengan cara-cara yang baik, dan tidak terkait dengan slavery (perbudakan)," kata Zulficar Mochtar dalam acara Webinar "Menuju Pengelolaan dan Keberlanjutan Produksi Ikan Tuna di Indonesia" di Jakarta, Rabu (14/7).

Menurut dia, perubahan pola konsumen global ini juga harus diperhatikan antara lain mengingat masih tingginya tingkat praktik IUU Fishing atau penangkapan ikan dengan cara-cara ilegal.

Permasalahan dalam penangkapan ikan di Indonesia, ujar dia, juga mencakup dengan sistem rantai dingin yang produksi atau hasil tangkapannya banyak di wilayah Timur, tetapi lebih banyak infrastrukturnya yang memadai seperti cold storage di Barat.

Untuk itu, ia mengimbau perlunya total football atau keterlibatan berbagai pihak seperti dalam pengumpulan data yang akurat dan peningkatan kapasitas sektor perikanan, dari berbagai pihak terkait untuk dapat menyelamatkan bidang perikanan tuna berkelanjutan agar bisa terus dinikmati hingga generasi mendatang ke depannya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021