Kupang (ANTARA News) - Harga jual BBM jenis premium di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencapai Rp15.000 hingga Rp30.000/liter di tingkat pengecer.

Hal itu disampaikan Penjabat Bupati Sabu Raijua Thobias Uly, di Kupang, Senin, menanggapi ketersediaan stok BBM jenis premium, solar dan minyak tanah di kabupaten yang merupakan daerah otonom hasil pemekaran Kabupaten Kupang pada 2008 itu.

"Ini kondisi riil yang bisa saya sampaikan khusus tentang kondisi BBM di Kabupaten Sabu Raijua," katanya.

Menurut Uly, meroketnya harga kebutuhan akan BBM di Kabupaten Sabu Raijua, khususnya premium tersebut, disebabkan minimnya stok BBM yang ada jika dibandingkan dengan tingkat kebutuhan masyarakat di kabupaten tersebut.

Pasokan stok BBM khusus premium yang diberikan di kabupaten tersebut dari Kota Kupang selama ini hanya berjumlah 100 ton/bulan, sementara kebutuhan masyarakat di daerah itu melebihi angka stok yang ada.

Hal yang sama juga tejadi pada BBM jenis solar dan minyak tanah, yang juga mengalami kekurangan stok dari jumlah kebutuhan riil yang ada di masyarakat Sabu Raijua.

Menurut dia, BBM jenis solar selama ini di Sabu Raijua dipasok dari Kota Kupang sebanyak 80 ton/bulannya dan masih harus ditambah hingga mencapai 100 ton/bulannya, sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Untuk solar selama ini dipasok 80 ton/bulan dan minyak tanah 20 ton/bulan, walaupun kebutuhan akan dua jenis BBM ini juga cukup tinggi," katanya.

Kendati harga jual BBM di tingkat pengecer begitu tinggi, namun dia mengaku hal itu tidak mengganggu kehidupan masyarakat di kabupaten tersebut dalam memenuhi kebutuhan akan BBM tersebut untuk memperlancar aktivitas sehari-hari.

"Biar harga naik, tetapi masyarakat tetap `enjoy` dan tetap melaksanakan aktivitasnya," kata Uly.

Untuk minyak tanah, pemerintah dan masyarakat Sabu Raijua berharap akan ada penambahan sebanyak 40 ton hingga 50 ton untuk setiap bulannya, sehingga bisa mengakomodasi semua kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut.

Dia mengaku permintaan penambahan akan BBM tersebut, harus disetujui oleh Departemen Keuangan RI, karena pasokan semua jenis BBM ke Kabupaten Sabu Raijua merupakan BBM subsidi, sehingga anggarannya ditetapkan melalui APBN.

"Kalau memang perlu untuk ditambah, harus kita usulkan ke Kementerian Keuangan RI di Jakarta," katanya.

Menurut Uly, Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua sedang melakukan upaya berkaitan dengan peningkatan dan penambahan kuota pasokan BBM ke kabupaten tersebut ke Kementerian Keuangan RI dan ke sejumlah instansi teknis terkait.

Dia berharap upaya itu bisa segera dipenuhi, agar bisa memenuhi semua kebutuhan masyarakat terhadap BBM, dan tidak lagi merugikan masyarakat berkaitan dengan harga jual yang tidak sebanding dengan harga dasarnya.

"Kalau ada penambahan stok, pasti harga tidak lagi setinggi yang ditawarkan oleh pengecer di sana, dengan demikian masyarakat tidak lagi dirugikan," kata Uly. (ANT-086/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010