Medigen yang berbasis di Taiwan mengatakan bulan lalu sedang meminta otorisasi penggunaan darurat (EUA) dengan cepat dari pemerintah untuk kandidat vaksinnya setelah menyelesaikan uji coba Fase II dengan aman.
Mengembangkan vaksin sendiri telah menjadi tujuan utama pemerintah Taiwan, meskipun mereka juga telah memesan sekitar 20 juta dosis vaksin dari Moderna Inc, AstraZeneca dan skema pembagian global COVAX.
Kementerian kesehatan mengatakan dalam uji klinis di Taiwan, antibodi yang dibuat oleh kandidat vaksin Medigen telah terbukti "tidak lebih buruk dari" yang dibuat oleh vaksin AstraZeneca PLC, dan tidak ada masalah besar menyangkut keamanannya.
Baca juga: Perusahaan Taiwan-China sepakati pembelian 10 juta vaksin
Kementerian itu menambahkan bahwa Medigen harus mempresentasikan laporan bulanan tentang keamanan kandidat vaksin, MVC-COV1901, yang dirancang untuk orang berusia di atas 20 tahun dengan dua kali suntikan dalam rentang 28 hari.
Menteri Kesehatan Chen Shih-chung mengatakan kepada wartawan bahwa dengan persetujuan EUA, perusahaan akan membutuhkan waktu untuk meningkatkan produksinya.
"Bakal ada sedikit pasokan yang tersedia pada Agustus," tambahnya.Vaksin protein rekombinan itu telah dikembangkan bersama National Institutes of Health di Amerika Serikat.
Baca juga: Taiwan perpanjang level III, pembatasan akan dilonggarkan
Izin penggunaan untuk kandidat vaksin UBI masih menunggu keputusan.
Taiwan secara besar-besaran telah menggenjot program vaksinasinya pada bulan lalu setelah menerima sumbangan hampir 6 juta dosis vaksin dari Jepang dan Amerika Serikat dan kedatangan vaksin secara bertahap yang dipesan langsung dari produsen.Sekitar 20% dari 23,5 juta orang Taiwan telah menerima setidaknya satu dari skema vaksin dua suntikan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jepang akan kirim tambahan 1,1 juta vaksin AstraZeneca ke Taiwan
Baca juga: Kasus COVID mereda, Taiwan ingin longgarkan pembatasan
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021