Julius Ssekitoleko, atlet angkat besi yang tinggal di Izumisano, Prefektur Osaka, hilang pada Jumat, dan pemerintah kota serta timnya telah mencarinya dengan bantuan dari polisi.
Menurut pejabat Izumisano, dia membeli tiket kereta shinkansen ke Nagoya setelah meninggalkan catatan di hotelnya yang mengatakan dia ingin bekerja di Jepang.
Baca juga: Atlet angkat besi Uganda menghilang di Jepang sebelum Olimpiade
Ssekitoleko, dalam catatan yang ditinggalkan di hotelnya mengatakan bahwa dia tidak ingin kembali ke Uganda karena kehidupan di sana sulit, dan meminta anggota delegasi untuk memberikan barang-barangnya kepada istrinya di negara asalnya.
Dia diketahui tidak berada di hotel ketika seorang ofisial meminta sampel untuk tes COVID-19 sekitar Jumat siang. Dia dilaporkan terakhir terlihat sekitar pukul 12.30 oleh rekan satu timnya.
Semua anggota delegasi harus menyerahkan sampel mereka untuk tes COVID-19 di pagi hari.
Baca juga: Atlet angkat besi Uganda yang hilang ingin tinggal di Jepang
Kejadian tersebut terjadi hanya satu pekan sebelum pembukaan Olimpiade yang dapat memicu kekhawatiran atas tindakan pencegahan penyebaran virus corona yang dijanjikan penyelenggara, yang mengatakan para atlet hanya akan diizinkan pergi ke lokasi tertentu dan tidak akan melakukan kontak dengan penduduk setempat.
Penyelenggara telah berulang kali mengatakan Olimpiade Tokyo dapat diadakan dengan aman, tetapi skeptisisme publik tetap tinggi terutama karena lonjakan kasus COVID-19 di ibu kota Jepang.
Delegasi Uganda yang beranggotakan sembilan orang tiba di bandara Narita, dekat Tokyo, pada 19 Juni, sebagai salah satu tim pertama yang tiba di Jepang untuk Olimpiade, tetapi dua anggota dinyatakan positif COVID-19.
Baca juga: Dua pertiga warga Jepang masih ragu Olimpiade digelar dengan aman
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021