Padangpariaman (ANTARA News) - Banjir rob akibat pasang air laut melanda wilayah Ulakan, Kabupaten Padangpariaman, Sumbar, sejak Sabtu sore (9/10) dan diperkirakan ketinggian terus bertambah hingga malam ini.

Banjir rob tersebut sudah dua hari datang berturut-turut seiring dengan munculnya bulan purnama, kata Syamsudin, warga setempat di Tiram-Ulakan, Sabtu.

Banjir merendam kawasan wisata Pantai Tiram dan Pantai Tapakis sehingga pengunjung banyak terjebak karena genangan air sudah tinggi dan terpaksa harus melewati genangan air itu.

Menurutnya, banjir rob setiap tahun merendam wilayah tersebut namun kali ini dikhawatirkan yang paling parah karena air dapat mencapai jalan raya.

Sebagian ruas jalan Padang - Pariaman ditutupi genangan air meskipun masih dapat dilewati kendaraan.

Syamsudin mengatakan, karena warga sudah terbiasa, masih banyak warga yang tetap tinggal di rumahnya meskipun tinggi banjir hingga malam ini diperkirakan hampir mencapai sepinggang orang dewasa di tepi pantai.

Sedangkan warga lainnya yang tinggal di tepi pantai memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman hingga air surut.

Warga Ulakan lainnya, Buyung Kamek (56) mengaku tetap bertahan di rumahnya yang belum dialiri aliran listrik itu.

Rumah Buyung Kamek memang agak berjauhan dengan perkampungan, namun lokasinya sangat dekat di tepi pantai.

Ia bertahan bersama keluarganya di rumahnya yang sudah dimasuki air setinggi betis, dan satu buah lampu minyak.

Mengenai banjir rob yang sudah dua hari melanda wilayah Ulakan, Buyung Kamek mengaku banyak mendengar isu-isu mengenai akan terjadinya bencana.

Namun hal itu ditepisnya mentah-mentah karena ia dibesarkan di daerah tersebut dan sering mengalami banjir rob.

Pantauan di lapangan, saat air laut mulai naik ke daratan, pengunjung kawasan wisata Pantai Tiram dan Tapakis langsung meninggalkan kawasan itu, karena kendaraan mereka akan terjebak genangan yang mulai tinggi.

Informasi dihimpun, banjir rob belum bisa diatasi karena tidak berfungsinya normalisasi sungai yang sudah dilakukan pemerintah setempat(*)
(ANT-208/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010