Jakarta (ANTARA) - Di era teknologi digital, pekerjaan sebagai seorang insinyur perangkat lunak atau yang akrab disebut dengan software engineer adalah salah satu yang paling dicari oleh banyak perusahaan khususnya perusahaan rintisan.
Untuk menjadi seorang software engineer tak hanya pendidikan di bidang Information Technology (IT) saja yang diperlukan namun harus memiliki kemampuan lain sebagai penunjang pekerjaan.
Baca juga: Hari Perempuan Internasional, kisah peraih mimpi di bidang teknologi
Nathania Sutedja, seorang Engineering Manager Android Tokopedia berbagi tips kepada para anak muda yang tertarik dan ingin bekerja di bidang IT. Hal terpenting yang harus diingat adalah pekerjaan IT terbuka untuk pria dan wanita, asalkan memiliki kemampuan untuk bekerja dan dalam membuat pemrograman.
"Setelah bergabung di bidang teknologi ini, cuma dua yang dibutuhkan hardskill dan softskill, sebenarnya ini juga dibutuhkan di bidang lain. Jadi buat cewek, jangan takut atau minder dulu," ujar Nathania saat berbincang dengan ANTARA beberapa waktu lalu.
Untuk hard skill atau kemampuan spesifik, para calon software engineer harus kenal betul dengan bahasa pemrograman yang akan digunakan. Selain itu, orang tersebut juga wajib memiliki kemampuan untuk menganalisa masalah, menginterpretasikan data dan berani mengambil keputusan di saat genting.
"Menjadi orang yang mampu berpikir secara logis dan juga bisa menyelesaikan masalah secara kreatif dan kritis dalam mengembangkan inovasi digital," kata Nathania.
Calon software engineer juga harus memiliki soft skill atau kepribadian serta kemampuan komunikasi yang dibutuhkan untuk sukses dalam sebuah pekerjaan. Di bidang IT, kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi di suatu perusahaan.
Rasa ingin tahu yang tinggi dan mengikuti perkembangan teknologi, juga menjadi syarat untuk bekerja di bidang teknologi. Sebab, teknologi baru selalu muncul dalam kurun waktu yang singkat.
"Bisa berpikir kritis dan memiliki kemampuan memecahkan masalah. Dalam bidang teknologi pasti banyak muncul masalah-masalah yang tidak kita duga, ada bug, issued, server down, di bidang teknologi ada banyak banget kalimat seperti itu," kata lulusan Computer Science, Binus University itu.
"Nah di sana setiap ada masalah baik itu engineer laki-laki atau perempuan pasti di-challange untuk menyelesaikan masalah itu dan yang kita minta di sini adalah kemampuan berpikir secara kritis untuk menyelesaikan itu baik dan benar dan yang paling penting bisa menyelesaikan masalah secara efektif," lanjutnya.
Menyelesaikan masalah secara efektif, tidak hanya mampu memperbaiki kesalahan atau eror saja tapi sebisa mungkin tidak menimbulkan masalah lain, sebab hal ini tidaklah menguntungkan untuk sektor teknologi.
Terakhir, seorang calon software engineer juga harus bersedia berbagai pengalaman dan pengetahuan untuk kemajuan dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya.
"Enggak takut untuk sharing dan mengajari orang lain kalau kita memang bisa, memberikan pengalaman kita pada orang lain sehingga orang lain bisa belajar dari kita dan kita juga bisa belajar dari orang lain," ujar wanita kelahiran 29 November 1993 itu.
Baca juga: Mensos butuhkan inovasi perempuan kurangi celah teknologi disabilitas
Baca juga: Huawei dorong partisipasi perempuan di teknologi dan keamanan siber
Baca juga: Kominfo dorong perempuan terjun lebih banyak ke dunia TIK
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021