London (ANTARA News) - Nilai perdagangan RI-Italia terus meningkat dengan surplus pada Indonesia dengan nilai total perdagangan RI-Italia untuk semester I tahun 2010 mencapai 1.820.443.709 euro dengan surplus bagi Indonesia sebesar 955.732.965 euro.

Nilai surplus tersebut merupakan kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ujar Counsellor Pensosbud KBRI Roma Musurifun Lajawa dalam keterangan persnya yang diterima Antara London, Sabtu.

Dikatakannya menurut data Badan Ekspor Kredit Italia (SACE) tercatat pada tahun 2007, nilai total perdagangan RI-Italia adalah sebesar 2.005.302.165 Euro dengan surplus 887.932.771 euro bagi Indonesia.

Musurifun Lajawa mengakui krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008/2009 telah melemahkan impor dari Italia dan justru menaikkan ekspor Indonesia sehingga sangat menguntungkan bagi Indonesia.

Indonesia berhasil mendapatkan surplus sebesar 1.164.660.525 euro dari total perdagangan 2.399.275.411 euro pada tahun 2008, dan 1.103.624.391 euro dari total perdagangan 2.101.146.733 euro pada tahun 2009, ujarnya.

Surplus dari dari neraca perdagangan RI-Italia akan terus meningkat mengingat 955.732.965 euro merupakan surplus sementara selama semester I tahun 2010.

Dengan demikian, nilai surplus Indonesia untuk keseluruhan tahun 2010 akan jauh lebih tinggi dari rata-rata perolehan surplus dalam kurun waktu delapan tahun terakhir.

Sementara itu, menurut data Badan Statistik Nasional Italia (ISTAT), total nilai perdagangan Italia dengan Indonesia Januari-Mei 2010 mencapai 1.182,68 juta dolar AS meningkat 14,1 persen dibanding periode yang sama tahun 2009 yang hanya mencapai sebesar 1.036,85 juta dollar AS.

Dari angka tersebut Indonesia mendapatkan surplus sebesar USD 517,52 juta dollar AS, turun lima persen dibanding tahun 2009 dengan surplus 544,57 juta dollar AS.

Selama periode Januari-Mei 2010, sebanyak 20 produk utama dari Indonesia yang diimpor ke Italia mengalami peningkatan dan 18 produk mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009.

Produk yang mengalami peningkatan antara lain adalah karet dan produk karet (131,2 persen), CPO (26,3 persen), tin (71,7 persen), ban (5,2 persen) alkohol dan sulfonat (355,2 persen), elektronik penerima resepsi (170,6 persen), kayu (36,4 persen), kayu olahan (51,3 persen), pulp kertas (54,1 persen), dan travo (137,7 persen).

Sedangkan produk yang mengalami penurunan adalah batu bara (17,6 persen), komponen komputer (14,8 persen), kertas tulis (57,8 persen), dan furniture (1,4 persen). (ZG/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010