"Sego macan dikemas dalam bentuk dan rasa yang berbeda dibanding nasi pada umumnya, dan menonjolkan rasa pedas yang dipadu dengan sayur yang membangkitkan selera makan," kata pengelola kedai Sego Macan di jalan Selokan Mataram Sleman, Nasrruhman, di Yogyakarta, Jumat.
Ia mengatakan sego macan memiliki rasa khas yaitu rasa nasi bakar yang harum dari daun kemangi.
"Perpaduan rasa dan aroma ini membuat siapa pun selalu ingin menikmati sego macan," katanya.
Menurut dia, nama sego macan yang ia gunakan bukan karena lauknya dari daging macan, tetapi hanya nama sensasional untuk membuat gebrakan di pasaran kuliner Yogyakarta.
"Kami hanya ingin membuat gebrakan dengan nama sego macan, sesuatu yang unik dan aneh didengar, begitu pula rasanya, juga lain dari pada yang lain," katanya.
Selama ini, kata Nasrruhman, di Yogyakarta sudah dikenal dengan nama sego kucing, yang juga banyak digemari kalangan mahasiswa. "Oleh karena itu, dengan sego macan kami ingin menyajikan menu yang berbeda dari segi penamaan dan cita rasa," katanya.
Ia mengatakan sego macan berbeda dengan sego kucing, mulai dari porsi serta lauk hingga sayur pelengkapnya. "Sego macan porsinya tiga kali lipat dari sego kucing, dan tidak hanya dilengkapi dengan sambal teri, tetapi ada lainnya," katanya.
Nasrruhman mengatakan sego macan disajikan dalam kedaan hangat. "Ada sambal teri, serta sayur tumis yang melengkapi sego macan," katanya.
Menurut dia, sego macan dibuat dengan cara dibakar dengan campuran daun kemangi, dan dibungkus dengan daun pisang.
"Sejak kami berjualan sego macan, pasar kami memang kalangan masyarakat menengah ke bawah khususnya mahasiswa, dan harga per porsi Rp4.000," katanya.
Nasrruhman mengatakan dirinya membuka kedai sego macan pada 2007. "Kami telah memperluas pasar dengan membuka cabang di beberapa tempat di kota Yogyakarta," katanya.
Menurut dia, setiap harinya jumlah pengunjung ke kedainya cukup banyak. "Pendapatan kami dari menjual sego macan antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per hari," katanya. (ANT-161/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010