Mereka tamu kami, jadi kami tak boleh mengatur prilaku mereka
Memperketat diri
Sementara koran terkemuka Jepang lainnya, Yomiuri Shimbun, menyoroti pengawasan kendor di lapangan yang bertolak belakang dengan klaim penyelenggara, pemerintah dan IOC sendiri.
Penyelenggara telah membuat buku pedoman berisi aturan-aturan terkait COVID-19 selama Olmpiade berlangsung, yang di antaranya mengharuskan siapa yang terkait Olimpiade yang datang ke Jepang mesti menyerahkan agenda perjalanannya dan mereka tak boleh pergi ke tempat yang bukan venue Olimpiade dan lokasi-lokasi yang sudah disebutkan boleh dikunjungi. Tetapi, menurut Yomiuri Shimbun, pegawai hotel dan petugas keamanan pasif dalam memastikan peserta Olimpiade mematuhi agenda perjalanannya.
“Mereka tamu kami, jadi kami tak boleh mengatur prilaku mereka,” kata manajer di sebuah hotel di Shinagawa Ward, Tokyo, yang menampung sekitar 80 individu dari luar negeri yang terkait Olimpiade Tokyo.
Lain lagi kendala yang dihadapi petugas lapangan seperti seorang petugas keamanan hotel yang mengaku, “karena saya tak bisa berbahasa Inggris, saya tak bisa bertanya ke mana mereka pergi."
Metode gelembung adalah pendekatan untuk mengendalikan infeksi yang membatasi tempat-tempat mana yang boleh dikunjungi atlet atau orang-orang terkait Olimpiade sehingga mereka hanya terbatas berada di hotel, fasilitas pelatihan, venue pertandingan dan tempat-tempat khusus lainnya, demi menghindari kontak dengan orang-orang yang tak terkait dengan Olimpiade.
Fasilitas-fasilitas akomodasi di dalam gelembung ini diwajibkan membuat langkah-langkah seperti menentukan pintu masuk dan lift terpisah untuk orang-orang yang terkait dengan Olimpiade dan tamu biasa.
Namun, karena ada puluhan ribu atlet dan orang-orang yang terkait dengan Olimpiade, sejumlah kalangan dalam pemerintahan Jepang sejak semua khawatir sistem gelembung ini gagal membendung mereka semua.
Kenyataannya, menurut laporan berbagai media di Jepang, manakala pemerintah dan penyelenggara merancang orang-orang yang memasuki Jepang untuk Olimpiade menggunakan rute terpisah yang disiapkan untuk mereka saat melewati bandara, orang-orang terkait Olimpiade berkali-kali terlihat bebas berdampingan dengan pengunjung biasa. Bahkan ada wartawan asing yang menyelinap keluar hotelnya untuk mengunjungi tempat-tempat menarik di Tokyo untuk reportase.
Ini tentu mengkhawatirkan, terutama dalam kaitannya dengan upaya membendung infeksi. Bayangkan jika mereka terpapar dan lalu berinteraksi dengan atlet atau berada dalam lingkungan atlet, maka penelusuran kontak bisa berakhir kepada tak bisa tampilnya si atlet dalam panggung kompetisi. Akan jauh lebih fatal jika itu terjadi pada babak-babak menentukan dalam kompetisi.
Oleh karena itu, jika keraguan media massa Jepang benar adanya, maka Indonesia mesti waspada dan bersiap dengan ketat menjaga kontak setiap waktu agar hal serupa All England pada Maret 2021 tak terulang pada Olimpiade, apalagi jika menimpa atlet-atlet yang berpotensi meraih medali.
Baca juga: Kasus pertama atlet positif COVID-19 muncul di Kampung Atlet Olimpiade
Baca juga: Anggota kontingen Ceko terdeteksi idap COVID-19 setiba di Tokyo
Baca juga: Kontingen Indonesia bertolak ke Tokyo, siap tampil di Olimpiade
Copyright © ANTARA 2021