Jakarta (ANTARA News) - Pelatih timnas sepak bola Indonesia Alfred Riedl mengakui jika kekalahan timnya atas Uruguay 1-7 pada pertandingan persahabatan di Gelora Bung Kano Jakarta, Jumat karena kalah kelas.
"Fisik cukup terforsir pada babak pertama sehingga tim lawan mampu memafaatkan kesempatan itu," kata Riedl usai pertandingan.
Menurut dia, pada pertandingan yang disaksikan ribuan penonton terlihat jelas perbedaan kondisi fisik antara pemain timnas dengan pemain yang selama ini mengikuti kompetisi di Eropa.
Selain kalah kelas, kata dia, yang menjadi penyebab kegagalan timnas atas Uruguay pada pertandingan persahabatan ini karena persiapan yang kurang maksimal sehingga berpengaruh pada kondisi fisik pemain.
"Pemain terlalu banyak bermain di kompetisi sehingga membuat kondisi fisik pemain jauh ketinggalan dengan lawan," katanya.
Meski hasil pertandingan kurang memuaspkan, mantan pelatih timnas Laos itu tetap yakin jika timnas Indonesia mampu memberikan yang terbaik pada Piala AFF akhir tahun nanti.
Pengakuan yang sama juga diucapkan oleh kapten timnas Indonesia Bambang Pamungkas. Menurut dia, skill, fisik dan teknik yang dimiliki timnas Merah Putih lebih rendah dibandingkan dengan yang dimiliki tim lawan.
"100 persen semuanya kita kalah. Apalagi pemain yang turun pada pertandingan ini mayoritas baru termasuk pelatih. Namun kita juga sempat membuat kerepotan lawan," katanya saat dikonfirmasi.
Timnas Indonesia pada 30 menit babak pertama memperagakan permainan cepat dan sempat membuat frustasi barisan pertahanan Uruguay. Anak asuh Alfred Riedl itu bahkan mampu menciptkan gol terlebih dahulu melalui Boaz Salossa.
Akibat terkuras tenaganya diawal pertandingan membuat semangat Firman Utina dan kawan-kawan mengendur dan dimanfaatkan betul oleh anak asuh Oscar Tabarez.
Tujuh gol berhasil disarangkan semifinalis Piala Dunia 2010 ke gawang timnas Indonesia yang dikawal oleh Markus Haris Maulana. Gol Uruguay dicetak oleh hattrick duet strikernya yaitu Edinson Cavani dan Luis Suarez sedangkan satu gol lagi diciptakan oleh Sebastian Eguren.
(A020/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010