Yogyakarta (ANTARA News) - Pekan Budaya Tionghoa (PBT) yang akan diadakan untuk kali keempat akan mulai digelar pada 5 Februari bertepatan dengan pertengahan bulan pertama setelah tahun baru China --Imlek-- yang jatuh pada 26 Januari.
"Pemilihan hari ini disesuaikan dengan pola perayaan pada jaman dulu yaitu pada pertengahan bulan pertama setelah perayaan tahun baru yang juga bertepatan dengan purnama," kata Ketua Panitia Pekan Budaya Tionghoa IV, Tri Kirana Muslidatun, di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, pagelaran PBT yang akan berakhir pada 9 Februari tersebut ditujukan sebagai suatu bentuk apresiasi terhadap kebudayaan Tionghoa yang telah menambah ragam kekayaan budaya yang ada di Kota Yogyakarta.
"Kebudayaan ini merupakan aset bagi Kota Yogyakarta yang justru akan mengangkat sektor pariwisata," tambahnya yang menegaskan bahwa tidak ada pemilah-milahan etnis di Kota Yogyakarta karena kota tersebut sangat nusantara.
PBT akan dipusatkan di daerah pechinan tertua yang ada di Kota Yogyakarta yaitu Ketandan, sehingga selama PBT berlangsung akan terdapat beberapa ruas jalan yang ditutup.
Misalnya saat pembukaan PBT yang rencananya akan dibuka secara langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Kamis (5/2), jalan Ketandan Barat hingga Suryatmajan akan ditutup.
Sugiyarto, Ketua Satu PBT menyatakan, akan terdapat 50-60 stan yang memadati bazaar untuk memeriahkan acara tersebut, ditambah tiga panggung dan program kegiatan pun akan ditambah dengan lomba karaoke lagu-lagu Mandarin serta lomba bahasa Mandarin.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009