Sehingga bukan ketika oksigennya habis baru kemudian rumah sakit berteriak
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono meminta rumah sakit mengisi platform digital agar dapat memaksimalkan distribusi oksigen ke fasilitas kesehatan itu.
"Kami mohon kepada semua rumah sakit untuk mengisi SIRS online oksigen. SIRS online oksigen ini adalah format digital yang digunakan untuk memprediksi berapa kebutuhan oksigen untuk tiap rumah sakit sehingga kita bisa melakukan distribusi secara maksimal dan terencana," jelas Wamenkes Dante dalam konferensi pers virtual evaluasi PPKM Darurat, dipantau dari Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Wamenkes: Keterisian tempat tidur RS di Jakarta sudah mulai datar
"Sehingga bukan ketika oksigennya habis baru kemudian rumah sakit berteriak," tambahnya.
Dengan langkah distribusi yang dibantu platform digital tersebut maka diharapkan distribusi oksigen ke rumah sakit yang membutuhkan akan terlaksana lebih baik lagi.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga akan menambah sekitar 20.000 hingga 30.000 konsentrator oksigen yang akan dapat menyuplai dengan jumlah sebesar itu sebanyak 600 ton oksigen per hari.
Baca juga: Wamenkes: Angka kematian dapat dikontrol dengan pengobatan
Dalam kesempatan tersebut Wamenkes juga menyebutkan pasokan obat di dalam negeri masih dalam kondisi terkontrol. Meski terdapat beberapa obat impor yang secara global pasokannya sangat ketat.
Beberapa obat tersebut adalah remdesivir, actemra, gamaras atau intravenous immunoglobulin therap (IVIG) yang pengadaannya terus diusahakan oleh pemerintah.
Terkait remdesivir, Kementerian Luar Negeri telah membantu negosiasi dengan India agar negara itu dapat membuka kembali ekspornya dengan sudah masuk sekitar 50.000 vial yang akan ditambah lagi 50.000 vial per pekan.
"Kami juga sudah membuka akses China supaya obat-obat yang mirip remdesivir bisa masuk," ujar Dante.
Baca juga: Kemenkes dorong "medical tourism" di Bali bantu devisa negara
Baca juga: Kemenkes sebut testing COVID-19 di daerah masih perlu dipercepat
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021