Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengajak masyarakat mau divaksinasi COVID-19 agar segera terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
"Vaksin sangat penting sebab ini merupakan upaya perlindungan diri dari dalam," kata pria yang akrab disapa Gus Jazil itu dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Presiden batalkan vaksinasi berbayar
Baca juga: Kapal TNI dikerahkan untuk sediakan pelayanan vaksinasi bagi nelayan
Menurut Gus Jazil, pemerintah gencar melakukan vaksinasi menyasar semua kelompok masyarakat, mulai dari kelompok tenaga kesehatan, aparat keamanan, masyarakat umum, pekerja, guru, lansia hingga kelompok pelajar dan mahasiswa.
Disebutkannya, bukti vaksinasi masif dilakukan terlihat dari kegiatan itu banyak dilakukan di puskesmas, gedung olahraga, balai desa, sekolah, tempat ibadah, dan tempat-tempat yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
"Vaksinasi ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga swasta bahkan oleh partai politik," katanya.
Masifnya vaksinasi COVID-19 yang dilakukan oleh banyak pihak menurut Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu menunjukkan vaksin bukan sesuatu yang sulit.
"Vaksin sudah tersedia. Bahkan ada target satu hari, satu juta orang divaksin," ujarnya.
Untuk itulah, Jazilul Fawaid mendorong agar masyarakat berduyun-duyun dan berbondong-bondong untuk segera melakukan vaksinasi,
"Apalagi gratis dan cuma menunjukkan KTP," tuturnya.
Gus Jazil pun menjelaskan, vaksinasi yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk menangkal COVID-19. Bila mayoritas masyarakat sudah divaksin, akan tercipta herd imunity atau kekebalan massal. Di banyak negara seperti Eropa, kekebalan massal itu sudah tercipta karena masyarakat banyak yang sudah divaksin,
"Sehingga mereka bisa keluar rumah bahkan menonton sepakbola di stadion," ujarnya.
Dalam proses vaksinasi, Gus Jazil mengapresiasi para tenaga kesehatan. Mereka tidak hanya berjuang mengobati masyarakat yang terpapar COVID-19, melainkan juga memberi penangkal terhadap virus SARS-CoV-2 tersebut.
"Para tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam mengobati dan melindungi masyarakat dari COVID-19," katanya.
Selain itu, Gus Jazil berharap penularan COVID-19 yang sudah berlangsung setahun lebih itu segera terkendali dan teratasi.
Ia pun prihatin dengan tingginya angka penularan COVID-19 di tengah masyarakat. Berdasarkan data hingga Sabtu pagi (17/7) angka kasus harian COVID-19 di Indonesia mencapai 54.000 kasus. Sedang data sehari sebelumnya Jumat pukul 23.00 WIB di Indonesia ada 2.780.803 kasus infeksi COVID-19.
"Mudah-mudahan wabah ini segera tertangani sehingga masyarakat hidupnya kembali tenang dan normal," ujar pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu.
Agar wabah segera terkendali, Gus Jazil mengatakan perlu kesungguhan semua pihak untuk menerapkan aturan-aturan yang sifatnya memutus rantai penularan.
Gus Jazil pun mendukung kebijakan PPKM Darurat. Langkah ini merupakan upaya serentak pengendalian COVID-19 di Jawa-Bali pada khususnya dan pulau lainnya pada umumnya.
"Mari kita patuhi PPKM Darurat ini. Kebijakan itu untuk kepentingan bersama," tegasnya.
Dalam PPKM Darurat, dikatakan oleh alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu, masyarakat tidak lain dan tidak bukan menjalankan langkah-langkah seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas atau 5M.
Namun, kata Gus Jazil, dalam pelaksanaan PPKM Darurat ini lebih tegas. Untuk itu bila tidak memiliki keperluan yang penting atau mendesak sebaiknya tetap di rumah.
"Toh kalau keluar rumah pun tidak bisa kemana-mana sebab, pemerintah dan aparat terkait melakukan penyekatan di jalan-jalan. Bila ngeyel nanti bisa dikenai sanksi oleh aparat terkait," ujarnya.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2021