Karachi (ANTARA News/AFP) - Sedikitnya tujuh orang tewas ketika dua bom meledak di sebuah tempat suci di kota pelabuhan Karachi, Pakistan, Kamis malam, kata seorang pejabat pemerintah.

"Tujuh orang tewas, termasuk seorang wanita," kata menteri dalam negeri provinsi Zulfikar Mirza kepada AFP.

Ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut dan hanya mengatakan bahwa penyelidikan masih dilakukan.

Polisi senior Azhar Ali sebelumnya mengatakan, bom-bom itu meledak di pintu gerbang tempat suci Sufi Abdullah Shah Ghazi di daerah pesisir Clifton, Karachi.

Seorang polisi lain, Mohammad Nasim, mengatakan, bom-bom tersebut meledak di dalam kompleks tempat suci itu.

"Kami masih mengumpulkan rincian dan khawatir jumlah kematian akan meningkat," katanya.

Ledakan-ledakan itu terjadi ketika tempat suci itu dipadati oleh umat untuk pertemuan pada Kamis malam, kata polisi.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu namun Taliban Pakistan disalahkan atas serangan-serangan bom serupa di masa silam.

Serangan-serangan bom yang berkaitan dengan Taliban dan Al-Qaeda di Pakistan menewaskan lebih dari 3.700 orang dalam tiga tahun ini sejak pasukan pemerintah mengepung kelompok garis keras di sebuah masjid di ibukota negara itu, Islamabad, pada Juli 2007.

Perdana Menteri Pakistan Syed Yusuf Raza Gilani mengutuk keras pemboman Kamis itu dalam sebuah pernyataan dan memerintahkan penyelidikan segera atas insiden tersebut.

"Itu tindakan kekerasan keji lain yang mencerminkan otak gila teroris," kata Gilani, menurut pernyataan yang dikeluarkan kantornya.

Pemboman itu terjadi di tengah meningkatnya serangan Taliban terhadap perbekalan NATO dan serangan udara AS terhadap kelompok militan di Pakistan.

Gerilyawan Taliban melancarkan sejumlah serangan terhadap kendaraan-kendaraan perbekalan NATO di Pakistan dalam sepekan terakhir untuk membalas gelombang baru serangan pesawat tak berawak AS yang ditujukan pada militan Al-Qaeda dan Taliban.

Sejumlah pejabat Pakistan melaporkan, sedikitnya 21 serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sekitar 120 orang pada September, bulan paling mematikan dalam serangan semacam itu.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di kawasan pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Sekitar 1.150 orang tewas dalam lebih dari 139 serangan pesawat tak berawak di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah militan senior. Namun, gempuran-tempuran itu telah mengobarkan sentimen anti-Amerika di negara muslim konservatif itu.

AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.(*)

(Uu.M014/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010