Kuala Lumpur (ANTARA) - Empat nelayan asal Indonesia yang sebelumnya dikabarkan tertangkap di perairan Malaysia, akan dipulangkan melalui Batam, Jumat (8/10) dan mereka saat ini dititipkan di Balai Polisi Air Molek, Johor, Malaysia.
"Kami akan mengantar pulang keempat nelayan itu," kata Yohannes Tobing, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor saat dihubungi ANTARA di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis malam.
Johannes menjelaskan bahwa pihak konsulat telah bertemu dengan para nelayan tersebut dan saat ini kondisi mereka dalam keadaan sehat. Keempat nelayan tersebut adalah Cherin (51), Lau Tin Guan (58), Te Eh Ang (50) dan Adi (35).
"Dalam pengakuannya, mereka tidak ditangkap ataupun ditabrak tapi ditolong oleh pihak kepolisian Johor dan saat ini dititipkan di Balai Polisi Air Molek Johor dan besok setelah proses adminstrasi selesai diharapkan sudah bisa kembali ke Indonesia" ungkapnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa kapal nelayan tersebut berada diperairan Malaysia.
Komandan Pangkapalan TNI Angkatan Laut Tanjung Balai Karimun, Letkol (P) Fauzi melalui Perwira Seksi Intelijen, Kapten (P) Joko Santoso, mengatakan kapal nelayan 4 GT asal Sungai Pasir, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau yang ditangkap Marine Team, Johor, Malaysia, Selasa (5/10) memang menerobos perairan Malaysia.
"Menurut GPS KM Sunjaya yang membantu menarik kapal nelayan tersebut kembali ke Sungai Pasir, awalnya mereka berada pada koordinat 1 19 838 Utara-103 04 200 Timur. Sedangkan tempat kejadian perkara (TKP) pada koordinat 1 23 942 Utara- 103 07 200 Timur," ucapnya di Markas Komando Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjung Balai Karimun. Kepulauan Riau.
Joko menjelaskan pada koordinat pertama yang disebutkannya berdasarkan peta terbitan Badan Hidro Oseonografi nomor 13 tahun 2009, posisi nelayan itu berada sekitar 1 mil di perairan Malaysia, kemudian pada koordinat kedua TKP nya berada sekitar 5 mil di perairan Malaysia dan pada koordinat ketiga 1 22 946 setelah kejadian para nelayan kembali perairan Indonesia.
Pada kesempatan itu dia berharap, dinas berwenang mensosialisasikan dengan baik tentang batas wilayah negara pada nelayan.
"Sehingga kesalahan yang sama tidak terulang," ujarnya.
Pada penyidik TNI AL, nakhoda KM Sunjaya, Suyanto mengatakan mereka yakin berada di perairan Indonesia berdasarkan peta yang mereka miliki, memang pada peta miliknya tidak ada menjelaskan tentang batas wilayah Indonesia dan Malaysia.
"Setelah kami cocokkan koordinat yang ada di GPS kami dengan melihat peta milik AL, baru kami ketahui bahwa kami berada di perairan Malaysia," katanya. (N004/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010