Hal tersebut diungkapkan Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) yang bertindak sebagai Ketua Delri dalam perundingan yang masih berlangsung di Tianjin, China melalui siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.
"Dengan semakin banyaknya frekuensi peristiwa cuaca ekstrem serta bencana alam yang menyertainya, Delegasi Indonesia mempertanyakan komitmen negara maju terhadap aksi adaptasi di negara berkembang," kata Rachmat.
Delri mengangkat isu adaptasi karena meningkatnya peristiwa alam ekstrem terkait perubahan iklim seperti bencana banjir bandang di Wasior, dan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai butiran es di Jakarta.
Rachmat mengatakan sebagai negara kepulauan, Indonesia berkepentingan untuk memasukkan isu-isu yang berkaitan dengan kelautan dan daerah-daerah pesisir ke dalam koridor negosiasi.
Dia mengatakan Delri berhasil berhasil memperjuangkan agar isu-isu tersebut dapat diusung bersama oleh kelompok negara-negara berkembang dalam tiga hari perundingan yang berjalan cukup alot.
Sedangkan isu-isu lain yang muncul dalam pembahasan mengenai adaptasi antara lain pembentukan Komite Adaptasi dan pengaturan institusi di tingkat nasional.
"Mengingat seriusnya situasi iklim dewasa ini, isu adaptasi harus menempati prioritas utama, sehingga mutlak untuk dilaksanakan tanpa menunggu-nunggu," lanjut Rachmat.
Delri melihat sudah ada reaksi positif dari beberapa negara yang mendukung isu tersebut.
Sedangkan anggota Delri dari LSM Conservation International (CI), Muhammad Farid mengemukakan bahwa bukti kerentanan manusia dan ekosistem terhadap perubahan iklim memerlukan kejelasan kerangka kerja institusi dan pendanaan adaptasi menuju KTT ke-16 dari Badan Dunia Perubahan Iklim di Cancun mendatang.
Delri juga berperan aktif dalam topik-topik negosiasi lainnya, seperti pendanaan yang sedang berupaya mencapai kesepakatan mengenai pembentukan suatu badan pendanaan baru (a new fund) yang rencananya akan diumumkan dalam pertemuan perundingan perubahan iklim di konferensi COP-16/CMP-6 yang akan dilangsungkan di Cancun, Meksiko pada bulan Desember nanti. (N006/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010