Sumedang (ANTARA News) - Sebanyak 120 orang calon tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mengikuti pelatihan siap kerja untuk dikirim ke Saudi Arabia dan Negara Asia Pasifik.
Pelatihan 120 calon TKI disampaikan Ketua LSM Sumedang Sehat Sejahtera (SSS) Dr Noeroni Hidayat disela-sela peresmian Kelompok Berlatih Berbasis Masyarakat (KBBM) yang diselengarakan LSM Sumedang Sehat Sejahtera (SSS) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) (BNPPTKI), Kamis.
KBBM yang diikuti oleh para calon TKI Sumedang tersebut, sebagai upaya meningkatkan harkat derajat dan martabat calon TKI di luar negeri.
Para calon TKI tersebut menurut Noeroni, disertakan dalam KBBM dibagi menjadi tiga gelombang, yang dilaksanakan selama tiga bulan. Masing-masing gelombang terdiri dari 40 orang calon TKI. Untuk setiap anggkatan dianggarkan dana yang merupakan bantuan APBN, sebesar Rp70 Juta.
"Anggaran tersebut selain untuk uang transfor mereka selama mengikuti kegiatan, juga digunakan untuk melengkapi segala kebutuhan selama pelatihan. Agar calon TKI mengerti bagaimana mengoperasikan alat-alat canggih yang biasa digunakan oleh orang luar sana, maka dalam pelatihan disediakan alat-alat tersebut, seperti mesin cuci, alat masak, dan yang lainnya," jelas dia.
Selain itu, lanjut Noeroni, kepada para calon TKI juga diberikan pelatihan berbahasa, dan kebiasaan orang luar, sehingga mereka tidak akan menemukan kesulitan ketika nanti bekerja di luar negeri.
"Telah banyak negera-negara di Asia Pasifik, seperti Jepang, Korea, Thailand, Singapura, dan yang lainnya, juga Saudi Arabia yang membutuhkan TKI dari sini. Kepada mereka para calon TKI, kita menyerahkan negara mana yang mau dipilihnya," jelas dia.
Selain untuk tenaga pembantu rumah tangga, kata Noeroni, dari Amerika dan Australia juga terdapat permintaan calon TKI, yang diperkerjakan sebagai sopir 500 orang dan pemetik buah apel di perkebunan di Australia sebanyak 300 orang, juga tenaga perawat.
Untuk itu, rencananya tahun depan di Kabupaten Sumedang direncanakan dibuat sekolah D1, guna bisa memenuhi kebutuhan permintaan calon TKI. Dengan banyaknya TKI yang bisa bekerja di luar negeri, menurut dia, akan mengurangi angka pengangguran, menumbuhkan kewirausahaan di Sumedang, dan penyerapan alih teknologi serta devisa. (ANT-226/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010