Jayapura (ANTARA News) - Sekitar 90 korban banjir di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat yang mengalami luka berat dievakuasi ke rumah sakit umum daerah Nabire dengan menggunakan helikopter guna mendapat perawatan medis yang lebih baik.
"Kami terpaksa mengevakuasi korban luka berat ke rumah sakit Nabire, karena hampir semua korban tersebut memerlukan perawatan dan pengobatan yang serius," kata Asisten II Setda Kabupaten Teluk Wondama Yap Akwan saat dihubungi wartawan dari Jayapura, Papua, Kamis sore.
Menurutnya, korban tewas akibat banjir bandang di Wasior, yang telah berhasil ditemukan Tim Penanggulangan Bencana hingga Kamis (7/10) sore, berjumlah sekitar 95 orang dan sebanyak 66 orang masih dinyatakan hilang. Sedangkan warga yang mengalami luka ringan, sedang dan berat sebanyak 837 orang.
Dia mengatakan, jumlah korban tewas akibat banjir bandang diperkirakan masih banyak yang belum ditemukan, karena sebagian besar korban tertimbun reruntuhan rumah, terjebak di dalam kubangan lumpur atau ikut hanyut ke laut saat banjir menyapu Kota Wasior.
"Ratusan warga yang mengalami luka ringan hanya menjalani perawatan medis yang tersedia di sejumlah pos pengungsian yang telah dibangun oleh tim penganggulangan bencana. Mereka dirawat oleh tim medis yang telah berdatangan ke Wasior," katanya.
Ketika disinggung mengenai kebutuhan yang saat ini sangat diperlukan, menurut Yap Akwan, tim evakuasi di lokasi bencana memerlukan kantong jenasah, sarung tangan tebal, dan masker. Kebutuhan ini sangat mendasar bagi tim evakuasi yang hingga saat ini masih mencari para korban yang diduga telah meninggal tertimbun lumpur atau reruntuhan rumah.
"Sementara, kebutuhan pokok bagi ribuan warga di pos pengungsian juga menjadi perhatian serius di antaranya pasokan air bersih, selimut, sepatu jengel boat, alat sensow, dan mobil untuk mengangkut logistik bagi warga yang mengungsi di penampungan," ujarnya.
Sekitar 4.000 warga, menurut dia saat ini telah mengungsi di sejumlah pos pengungsian yang dibangun tim penanggulangan bencana di antaranya di ruang Bandara Udara Wargono Wasior, Masjid Al Falah Wasior, Kantor Bupati (lama), SMP YPK Wasior dan sejumlah pemukiman warga yang berada di dataran tinggi.
Mengenai kondisi lapangan terbang di Wasior, menurut Yap Akwan, landasan pacu sudah dapat digunakan kembali setelah beberapa hari tidak bisa digunakan karena tergenang lumpur setinggi lutut orang dewasa.
"Alat berat yang dikerahkan juga sudah berhasil membuka isolasi ke Kampung Sanduhay. Mungkin, besok akses jalan menuju Kampung Rado juga sudah terbuka," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Papua Barat, La Abidin mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih berusaha memberikan pelayanan kesehatan bagi para korban bencana banjir bandang di Wasior.
"Tim medis telah disiapkan di sejumlah pos pengungsian guna memberikan pelayanan kesehatan bagi para korban banjir. Pasokan air bersih, kantong jenasah, dan tenda bagi warga yang mengalami luka masih sangat kurang," katanya. (ALX/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010