Ambon (ANTARA) - Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 provinsi Maluku menyesalkan aksi demonstrasi ratusan mahasiswa yang mengkritisi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di Kota Ambon, Maluku, Jumat.
"Kami sangat menyayangkan aksi mahasiswa menolak pemberlakuan PPKM mikro, karena bisa berdampak pada lonjakan kasus positif COVID-19 di Ambon," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Provinsi Maluku Adonya Rerung, dikonfirmasi Antara, Jumat malam.
Menurutnya, PPKM adalah salah satu solusi untuk menekan lonjakan kasus aktif COVID-19 di ibu kota provinsi Maluku itu yang terus bertambah, dan tidak berubah menjadi PPKM darurat atau bahkan penutupan akses (lockdown).
PPKM mikro yang diberlakukan di Ambon 8 hingga 21 Juli hanya untuk membatasi kerumunan orang dalam jumlah besar, karena dapat menjadi pintu masuk penularan virus Corona yang tidak terkendali.
Baca juga: 21 nakes di Ambon terpapar COVID-19
Baca juga: Empat ODGJ diisolasi di ruang COVID-19 RSKD Ambon
"Sangat disayangkan aksi demonstrasi teman-teman mahasiswa ini karena menimbulkan kerumunan banyak orang dan tanpa menjaga jarak. Apalagi didapati banyak yang tidak menggunakan masker," ujarnya.
Demo tersebut, katanya menimbulkan kerawanan terhadap penularan virus corona karena mayoritas demonstran tidak tertib menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, saling berhimpitan dan tidak menjaga jarak.
Menurutnya, jika diantara para pendemo ada yang terpapar COVID-19, maka akan cepat menyebar dan kemungkinan terjadi ledakan kasus positif akan sangat besar.
"Kalau tiga orang saja dari para pendemo terinfeksi, maka saat mereka pulang ke rumah akan menulari anggota keluarga atau orang lain," ujarnya.
Adonya Rerung yang juga Kepala Balai Kesehatan Paru Masyarakat provinsi Maluku, lebih menyarankan para mahasiswa turun jalan membantu pemerintah mengimbau masyarakat mematuhi penerapan protokol kesehatan, guna memutus rantai penyebaran pandemi tersebut.
"Seharusnya mahasiswa turun jalan mengimbau masyarakat mematuhi prokes agar pandemi ini cepat hilang dari Kota Ambon dan Maluku, sehingga semua aktivitas dapat berjalan normal kembali," ujarnya.
Semua komponen masyarakat termasuk mahasiswa sebagai intelektual muda seharusnya mendukung berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.
"PPKM mikro upaya pemerintah untuk menyelamatkan banyak orang, menyelamatkan keluarga kita. Mahasiswa perlu duduk bersama berdialog untuk mencari solusi terhadap pandemi yang dihadapi saat ini," demikian Adonya Rerung.
Sebelumnya ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi menggelar demonstrasi menentang pemberlakuan PPKM Mikro di Ambon, sehingga akhirnya dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian.
Massa menggelar demo hingga dua tahap, dimulai pada Jumat pagi di depan kantor Wali Kota Ambon dan pada siang hari massa makin banyak setelah Shalat Jumat.
Aparat Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease juga menangkap sejumlah pengunjuk rasa karena diduga sebagai provokator dalam aksi demonstrasi itu.*
Baca juga: Fakultas Kedokteran Unpatti Ambon lantik dokter baru secara virtual
Baca juga: Ribuan tenaga pendidik di Ambon jalani vaksinasi COVID-19
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021