Serang (ANTARA News) - Pembenahan situs Banten Lama membutuhkan sekitar Rp20 miliar, yaitu untuk pembenahan sembilan paket bangunan yang ada di lokasi tersebut, kata Ketua Kenadziran Kesultanan Maulana Hasanuddin Banten, KH Fathul Adzim.
KH Fathul Adzim di Serang, Kamism mengatakan bahwa pihaknya sudah menyusun sembilan lokasi yang akan direvitalisasi di Banten Lama sejak 2008 dengan dana sebesar itu.
"Hingga saat ini baru tiga lokasi yang sudah direnovasi," kata KH Fathul Adzim usai menerima kunjungan ziarah Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, di lokasi Pemakaman Keluarga Sultan Maulana Hasanuddin Banten Lama.
Menurut dia, hingga 2010, sejak ia diangkat menjadi Ketua Kenadziran Banten Lama Tahun 2006 lalu, baru mampu melakukan pembenahan tiga dari sembilan bangunan yang direncanakan dengan anggaran yang diperoleh dari sedekah para peziarah, termasuk bantuan APBN melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten sebesar Rp600 juta.
"Kami sudah meminta bantuan Provinsi Banten dengan mengajukan proposal sejak 2008 lalu. Namun sampai saat ini belum ada realisasi," kata Fathul Adzim.
Padahal, kata dia, pembenahan Banten Lama tersebut diperlukan, mengingat daerah itu selama ini menjadi ikon Provinsi Banten yang selalu didatangi peziarah dari berbagai daerah di Indonesia, juga sudah terkenal di mancanegara.
Tiga dari sembilan bangunan yang sudah diperbaiki di antaranya tempat wudhu, pintu gerbang alun-alun serta atap lokasi ziarah.
"Jika saja dialokasikan 10 persen saja dari APBD Banten untuk revitalisasi Banten Lama, saya yakni warga Banten akan setuju, karena ini simbol dan kebanggaan warga Banten," kata Fathul Adzim.
Sementara itu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan, untuk melakukan revitalisasi Banten Lama harus dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada.
Menurut dia, pada 2010 telah dilakukan rencana revitaliasi dengan membuat masterplan).
Namun, kata dia, revitalisasi jangan hanya dilakukan di lokasi situs Banten Lama saja tetapi juga dilakukan di seluruh situs di Banten, untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah itu.
(U.M045/S018/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010