Bogor (ANTARA News) - Bioteknologi Indonesiaditantang untuk turut mewujudkan peningkatan produksi akuakultur nasional sebesar 353 persen yang dicanangkan pemerintah.
"Di berbagai belahan dunia, bioteknologi merupakan `tool` yang terbukti mampu melipatgandakan produksi pangan secara efektif dengan target yang lebih terukur, mampu menciptakan produk yang berdaya saing, mengurangi biaya produksi, dan mengarahkan proses pengaruh intervensi manusia terhadap alam menjadi lebih ramah," kata Ketua Departemen Budi Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Dr Odang Carman mengemukakan, Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ketika ditemui ANTARA News di sela-sela Simposium Nasional Bioteknologi Akuakultur III bertema "Dukungan Bioteknologi Dalam Peningkatan Produksi Akuakultur Indonesia", ia mengemukakan bahwa bioteknologi merupakan bidang ilmu yang prospektif di abad milenium.
Pakar genetik IPB itu mengemukakan bahwa kemampuan bioteknologi dalam merekayasa struktur, fungsi, dan mekanisme bilogis telah mengubah persepsi dalam memanfaatkan sumberdaya dan berbagaai fenomena alam.
Menurut dia, suatu hal yang paling handal mengenai bioteknologi adalah penetrasinya dalam menembus berbagai bidang, termasuk pertanian, peternakan, perikanan, kedokteran, bahkan hukum dan politik.
Dalam aplikasinya di bidang akuakultur, kata Odang Carman,bioteknologi telah membuktikan kemampuannya dalam mengatur reproduksi, menyediakan pakan yang tepat, menyehatkan, dan ramah lingkungan, melipatgandakan pertumbuhan dan produksi, serta memudahkan karakterisasi dan produksi induk atau benih unggul.
Selain bagi kalangan ilmuwan, kata dia, bioteknologi juga memiliki daya tarik yang luar biasa bagi para pengusaha dan praktisi, karena memberi peluang yang tidak terbatas dalam mengembangkan karir dan usaha bisnisnya.
Perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang kesehatan, pangan, dan instrumentasi, katanya, kini berlomba untuk menciptakan berbagai terobosan yang canggih, sehingga perusahaannya dapat tampil "one step ahead" (selangkah di depan), terutama dalam persaingan di era perdagangan bebas dunia.
Forum bermanfaat
Menurut dia, kegiatan simposium yang diikuti tidak kurang dari 250 peneliti dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian dan kalangan perusahaan yang terkait, serta menghadirkan pakar internasional dari Jepang, Amerika Serikat dan Prancis itu, diharapkan menjadi forum yang sangat bermanfaat.
"Sangat bermanfaat bagi masyarakat akuakultur dalam rangka menggapai dan mewujduak cita-cita akuakultur dalam penyediaan pangan, produksi ikan hias, produksi bahan baku industri, serta untuk tujuan pariwisata dan konservasi di Indonesia," katanya menegaskan.
(A035/Z002)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010