Bandung (ANTARA News) - Indonesia terancam bencana ledakan asbestos pada 10-20 tahun ke depan jika penggunaan asbes tidak segera dihentikan, kata Kepala Badan Pengelolaan Lingkungn Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Setiawan Wangsa AtmajaIa

Perkiraan ledakan asbestos di Indonesia didasarkan pada pengalaman penggunaan asbes oleh negara-negara maju seperti Inggris dan Belanda, katanya usai menghadiri acara Workshop "Diseminasi Pengelolaan Limbah Asbestos Provinsi Jawa Barat, di Hotel Savoy Homann Bandung, Kamis.

Ia mengatakan, perkiraan ledakan asbestos di Indonesia didasarkan pada pengalaman penggunaan asbes oleh negara-negara maju seperti Inggris dan Belanda.

"Dari pengalaman negara Inggris dan Belanda, ledakan asbestosis di dua negara itu terjadi setelah 20 tahun mereka menggunakan asbes," katanya.

Dikatakannya, akibat ledakan asbestos tersebut maka masyarakat Indonesia akan terkena penyakit komplikasi asbestosis seperti rusaknya jaringan paru-paru yang berkomplikasi dengan penyakit TBC.

Menurutnya, di Indonesia ada 28 industri yang dinyatakan sebagai pengguna asbes untuk dijadikan bahan baku utama proses produksinya.

Untuk Provinsi Jawa Barat sendiri, kata Setiawan, kawasan Cibinong dan Bekasi menjadi kawasan industri di Jabar yang menggunakan asbes sebagai bahan baku utama untuk proses produksinya.

Sementara itu, pakar kesehatan dari Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung, Juli Soemirat, menjelaskan, asbestos ialah bahan bangunan yang karena sifatnya yang tahan asam, panas, fleksibel, tidak menguap, tidak mudah dihancurkan di alam yang biasa digunakan untuk mobil, kompor, atap rumah, plafon, pelapis dan kabel listrik.

Juli mengatakan, asbestos jika masuk ke dalam paru-paru akan melekat atau menusuk sel paru-paru, tetap di sana karena tubuh tidak dapat menghancurkannya.

Jika asbestos dalam paru-paru mengendam setelah 2 sampai 5 tahun kemudian maka akan banyak sel mati dan mengakibatkan tidak dapat bernapas.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010