"Bila dibandingkan kondisi September2020, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan naik 0,05 persen poin menjadi 5,36 persen, sedangkan daerah perdesaan turun 0,03 persen poin menjadi 10,61 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Asim Saputra, di Manado, Jumat.
Dia mengatakan selama periode September 2020-Maret 2021, jumlah penduduk miskin di
daerah perkotaan naik sebanyak 1.510 orang, yakni dari 71.660 orang naik menjadi 73.170 orang.
"Sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 1,02 ribu orang dari 124.190 orang turun menjadi 123.170 orang," katanya.
Baca juga: Penduduk miskin di desa di Sulut alami penurunan
Baca juga: Penduduk miskin di Sulut meningkat pada Maret 2020
Dia menjelaskan pada Maret 2021, persentase penduduk miskin yakni penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Sulawesi Utara mencapai 7,77 persen atau sebanyak 196.350 orang, turun 0,01 persen poin dibanding September 2020 yang sebesar 7,78 persen 195.850 orang.
Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas non makanan.
Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2021 adalah sebesar 77,40 persen.
Kondisi ini tidak jauh berubah dibandingkan kondisi September 2020 yaitu sebesar 77,02 persen.
Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang.
Sementara komoditas non makanan yang
memiliki pengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan.
Pada Maret 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) naik 0,010 poin menjadi 1,238 dibanding September 2020, sementara Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun 0,015 poin menjadi 0,285.*
Baca juga: Sulut Penduduk Miskin Terendah di Pulau Sulawesi
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021