Jakarta (ANTARA) - Dari sekian film atau drama Korea yang Anda tonton, mungkin sebagian diantaranya diadaptasi dari webtoon alias komik web. Misalnya "Nevertheless" yang sedang banyak diperbincangkan belakangan ini atau kisah menegangkan penuh monster "Sweet Home".

Dalam wawancara via surel, ANTARA berbincang dengan Head of Global Webtoon SEA Hana Cha mengenai kisah di balik adaptasi webtoon menjadi drama, popularitas webtoonist di Korea hingga rencana Line Webtoon di Indonesia.

Bisa diceritakan awal mula webtoon diadaptasi menjadi drama/film, lalu bagaimana perkembangannya saat ini? Dari sejumlah drama yang banyak diadaptasi hingga saat ini, bisa disebutkan beberapa drama adaptasi yang dianggap paling sukses di Korea?

Biasanya, produser, stasiun TV, atau platform OTT sering meminta kepada kami terlebih dahulu. Dalam hal ini, secara internal kami akan melakukan pemeriksaan referensi untuk memilih mitra terbaik, dan membuat rencana investasi untuk produksi setelah kontrak dinilai dan diproses secara komprehensif.

Sebaliknya, ada juga kasus di mana kami yang pertama kali merencanakan dan membuat proposal ke produser atau perusahaan-perusahaan TV dan OTT.

Akhir-akhir ini, seiring dengan meningkatnya popularitas webtoon, produser global dan perusahaan investasi juga telah menghubungi kami secara langsung.

Dengan kepopuleran Netflix, "Sweet Home" bisa dibilang sebagai salah satu karya paling sukses yang dicintai banyak orang – tidak hanya di Korea tapi juga secara global.

Baca juga: Na In-woo bakal bintangi drama webtoon "The Jinx's Lover"

Sejauh mana keterlibatan author webtoon dalam setiap adaptasi? Bagaimana posisi mereka; Apakah betul-betul terlibat, sekadar mengawasi, atau hanya memberikan izin dan mendapat keuntungan dari intellectual property?

Hal ini berbeda dari sebuah proyek dengan proyek lainnya, tetapi banyak kreator yang tidak terlibat dalam pembuatan sebuah drama terutama dalam hal pemilihan cast. Mereka kebanyakan memberikan izin dan mendapatkan keuntungan dari IP, dan menyerahkan prosesnya kepada rumah produksi yang profesional.

Namun, ada kasus dimana kreator berpartisipasi langsung dalam pembuatan jalan cerita. Di antaranya adalah drama "My ID is Gangnam Beauty". Kreator secara langsung berpartisipasi dalam penyesuaian naskah cerita dan dialog. Hal ini dikarenakan, ialah yang paling mengetahui karakteristik dari masing-masing karakter, dan ia juga merupakan orang yang tepat untuk menonjolkan sebuah dialog dengan lebih karismatik. Oleh karena itu, hasil akhir dari drama ini juga sangat bagus.
Berdasarkan hal tersebut, ia juga banyak membantu dalam penulisan naskah untuk karya berikutnya, "Her Secret!".

Cerita dalam webtoon dengan versi adaptasi tak selalu sama persis, bahkan ada cerita masih bersambung yang diadaptasi, bagaimana caranya menjembatani antara pembaca webtoon dan penonton drama/film agar sama-sama puas?

Tidak bisa dipungkiri bahwa cukup sulit untuk memuaskan keduanya. Webtoon biasanya banyak mengandung monolog, akan tetapi jika dalam medium video ada banyak monolog, pengembangan ceritanya akan menjadi datar dan akan mengganggu alur dari drama itu sendiri. Akibatnya, elemen-elemen ini harus disesuaikan dengan dialog dengan aktor lain misalnya. Oleh karenanya, dalam banyak kasus, adaptasi yang mungkin berbeda dari webtoon aslinya akan ditambahkan. Dalam beberapa hal, wajar jika ada perbedaan dengan karya aslinya, tetapi banyak modifikasi dilakukan pada naskah untuk menutupi celah-celah ini.

Apakah saluran penayangan akan mempengaruhi tipe dan kualitas cerita, dalam hal ini drama yang tayang di televisi dengan platform streaming? Atau kehadiran Netflix dan platform streaming lain memperbesar peluang adaptasi yang ceritanya mungkin sulit tayang di televisi?

Hal ini berdampak besar pada kualitas. Biaya produksi per episode bisa meningkat dari saluran terestrial ke saluran kabel, dan sekarang biaya produksi per episode semakin meningkat ketika pindah ke OTT (streaming platforms).

Kenaikan biaya produksi ini merupakan sebuah peluang untuk mencoba berbagai genre dan terus bereksperimen. Akibatnya, baru-baru ini kami secara aktif mengerjakan pekerjaan CG yang mahal dan sebagai hasilnya, saya pikir jumlah karya yang sukses di pasar global juga secara bertahap meningkat.

Selain itu, saya rasa kemunculan OTT seperti Netflix juga memberikan banyak peluang kepada lebih banyak webtoon dan rumah produksi.

Apa saja faktor yang mendasari sebuah webtoon diadaptasi? Apakah faktor itu kini dipikirkan juga oleh para webtoonist dalam berkarya, bahwa ada kesempatan bagi mereka melihat karyanya dinikmati di medium lain? Genre apa yang sejauh ini diminati dan berpeluang jadi populer untuk diadaptasi?

Sebuah serial webtoon biasanya harus populer dulu di platform. Selain itu, alur ceritanya juga harus menarik. Biasanya, sebuah webtoon diadaptasi ke serial TV atau film saat webtoon tersebut sudah selesai, jadi para kreator tidak mempertimbangkan faktor ini pada awalnya. Genre romansa memang biasanya yang paling populer tetapi akhir-akhir ini genre aksi dan horor juga menjadi semakin populer di kalangan pembaca.


Baca juga: Wattpad dan Webtoon Studios merger

Baca juga: Webtoon "Lore Olympus" hadir di Indonesia

Baca juga: "The Ways", soal berhati-hati di jalan untuk temani libur Lebaran

Apakah webtoonist jadi pekerjaan populer diincar di Korea? Seperti apa ekosistem webtoon di Korea?

Di Korea, pekerjaan sebagai webtoonist sangat populer, bahkan ada departemen webtoon sebagai jurusan di universitas. Banyak kreator webtoon yang sangat berdedikasi pada penggemarnya, mereka selalu menepati tenggat waktu dan berusaha sebaik mungkin untuk memuaskan penggemarnya. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi peningkatan pendapatan mereka, dan mereka juga berusaha untuk menghasilkan karya-karya yang terbaik.

Apa rencana line webtoon ke depan, secara global maupun di Indonesia?

Sebagai platform global, LINE WEBTOON terus mengembangkan dan menemukan karya-karya yang sesuai di area masing-masing. Untuk itu, LINE WEBTOON akan memberikan berbagai dukungan agar para kreator dapat fokus untuk berkarya. Selain itu, infrastruktur akan diperkuat sehingga karya-karya yang terbaik dapat dihasilkan secara global dan juga di Indonesia.

Baca juga: Kisah persahabatan Indonesia-Korea dalam webtoon "K-Chingu"

Bisa dijelaskan bagaimana proses kurasi karya baru Line Webtoon Indonesia, bagaimana cara memasukkan karya ke dalam webtoon? adakah kuota judul baru yang harus dirilis tiap tahun?

Saat ini kami memiliki sebuah platform terbuka bernama CANVAS. Ini adalah sistem di mana para kreator amatir bisa mengunggah karya mereka disini, berkomunikasi dengan penggemar dan editor LINE WEBTOON bisa memantau setiap hari, menemukan karya-karya yang menarik dan mendidik para kreator.

Seiring dengan pertumbuhan pasar webtoon, studio dan agensi webtoon juga semakin banyak yang bermunculan, dan karena kami memiliki sebuah platform, kami juga menerima banyak penawaran.

Untuk saat ini, tidak ada kuota untuk judul baru yang harus dirilis setiap tahunnya, tetapi editor memiliki target konten baru setiap tahun. Kami sedang mengulas berbagai program untuk mendukung kegiatan kreatif para kreator CANVAS agar lebih banyak lagi kreator Indonesia yang bisa debut melalui platform LINE WEBTOON.

Sejauh ini bagaimana perkembangan LINE Webtoon di Indonesia? Dari karakteristik pembaca Indonesia, cerita seperti apa yang menjadi favorit?

Selera pembaca Indonesia semakin beragam. Dulu, pembaca Indonesia kebanyakan menyukai genre romansa, namun belakangan ini genre aksi dan fantasi juga mulai populer. Webtoon thriller juga menjadi semakin populer beberapa waktu terakhir, menciptakan basis penggemar yang kuat.

Ada sejumlah film yang diangkat dari Webtoon yang juga digemari di Indonesia, adakah judul-judul webtoon Indonesia yang akan diadaptasi ke layar lebar atau layar kaca?

Di antara webtoon Indonesia, TERLALU TAMPAN dan EGGNOID telah dibuat menjadi film yang dirilis pada tahun 2019. Kami memiliki tiga webtoon lagi yang dikontrak dan sekarang sedang dalam proses untuk serial TV / film di Indonesia.


Baca juga: Yaongyi "True Beauty" bicara rutinitas jadi komikus Webtoon

Baca juga: Bincang-bincang bersama pembuat komik monster "Sweet Home"

Baca juga: Kim Go-eun bintangi adaptasi webtoon "Yumi's Cells"

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021