Indeks dolar naik 0,2 persen menjadi 92,603
New York (ANTARA) - Dolar AS naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memulihkan sebagian besar kekuatan yang hilang di sesi sebelumnya setelah ketua Federal Reserve mengatakan kepada Kongres bahwa dia melihat tidak perlu terburu-buru beralih ke kebijakan moneter yang lebih ketat pascapandemi.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, naik 0,2 persen menjadi 92,603. Indeks jatuh ke serendah 92,272 di awal sesi.
Indeks telah naik dalam beberapa pekan terakhir karena investor menjadi lebih optimis tentang prospek greenback, didorong oleh penilaian ekonomi AS yang semakin optimis oleh Federal Reserve, yang telah memajukan kerangka waktu tentang kapan akan menaikkan suku bunga berikutnya.
Pada Rabu (14/7/2021), Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dia yakin kenaikan harga-harga baru-baru ini terkait dengan pembukaan kembali pascapandemi negara itu dan akan memudar dan bahwa The Fed harus tetap fokus untuk membuat sebanyak mungkin orang kembali bekerja.
"Tentu saja ada suara yang berbeda di FOMC tetapi posisi Ketua tampaknya cukup jelas, diskusi tapering (pengurangan pembelian obligasi) dan keputusan tidak akan terjadi sampai akhir tahun ini," Shaun Osborne, Kepala Strategi Valas di Scotiabank, mengatakan dalam sebuah catatan, dikutip dari Reuters.
Powell menghadapi pertanyaan tajam tentang inflasi dan peraturan perbankan dalam dengar pendapat di hadapan Komite Perbankan Senat pada Kamis (15/7/2021), masalah yang kemungkinan besar di garis depan kemungkinan pencalonannya kembali ke posisi teratas Fed.
Greenback terbantu pada Kamis oleh data yang menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pekan lalu, karena pasar tenaga kerja terus mendapatkan daya tarik.
Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (15/7/2021), klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 26.000 menjadi 360.000 dalam pekan yang berakhir 10 Juli, menandai terendah baru di era pandemi.
Sterling hampir datar terhadap dolar setelah pembuat kebijakan bank sentral Inggris, Bank of England, Michael Saunders mengatakan bank sentral dapat memutuskan untuk menghentikan program pembelian obligasi lebih awal karena kenaikan tajam yang tak terduga dalam inflasi.
Melemahnya harga minyak dan laporan ADP yang menunjukkan Kanada kehilangan 294.200 pekerjaan pada Juni, mengirim dolar Kanada ke level terendah tiga bulan terhadap greenback.
Baca juga: Emas naik lagi empat dolar terkerek pernyataan "dovish" Powell
Baca juga: Rupiah ditutup melemah dipengaruhi rencana perpanjangan PPKM Darurat
Baca juga: Yuan balik menguat 166 basis poin menjadi 6,4640 terhadap dolar AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021