Pernyataan Powell meredakan ketakutan investor terhadap kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, sehingga mendorong emasChicago (ANTARA) - Emas menguat lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), terkerek oleh pernyataan dovish Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di hari kedua kesaksiannya di hadapan Kongres dan beberapa kekhawatiran atas terhentinya pertumbuhan ekonomi global.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 4,0 dolar AS atau 0,22 persen, menjadi ditutup pada 1.829 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (14/7/2021), emas berjangka melonjak 15,1 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.825 dolar AS.
Emas berjangka juga terangkat 4,0 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.809,90 dolar AS pada Selasa (13/7/2021), setelah jatuh 4,7 dolar AS atau 0,26 persen menjadi 1.805,90 dolar AS pada Senin (12/7/2021), dan bertambah 10,40 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.810,60 dolar AS pada Jumat (9/7/2021).
Harga emas telah mencapai puncak satu bulan di awal sesi setelah Powell mengatakan pada Rabu (14/7/2021) dalam kesaksian di Kongres bahwa pasar kerja AS "masih jauh" dari kemajuan yang ingin dilihat bank sentral sebelum mengurangi dukungannya untuk ekonomi.
Powell melanjutkan kesaksiannya di depan Kongres AS untuk hari kedua, mengatakan inflasi adalah fenomena berumur pendek dan penghapusan beberapa stimulus The Fed agak jauh karena pasar tenaga kerja masih berjuang untuk pulih dari pandemi.
Analis pasar berpendapat bahwa pernyataan Powell meredakan ketakutan investor terhadap kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, sehingga mendorong emas.
Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, mengatakan bahwa pergerakan emas di atas 1.800 dolar AS minggu ini bersama dengan kekhawatiran atas aksi jual di pasar ekuitas telah mendorong beberapa pembelian safe-haven emas.
“Secara global, ada beberapa titik yang cukup panas dengan varian Delta itu, dan China yang sedikit melambat telah memicu kekhawatiran tentang pasar ekuitas global, jadi Anda mendapatkan beberapa pelarian ke emas dan perak.”
Ekonomi China tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan pada kuartal kedua, sementara klaim pengangguran mingguan AS turun ke level terendah 16 bulan pekan lalu.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung naik di lingkungan suku bunga rendah, sementara beberapa investor juga memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi.
"Kami masih melihat banyak inflasi dan tampaknya tidak sementara seperti yang dipikirkan semua orang," kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors, dikutip dari Reuters.
Mengingat inflasi dan suku bunga riil yang lebih rendah, emas dapat menarik lebih banyak tawaran dan bergerak menuju 1.900 dolar AS dalam beberapa bulan mendatang, Matousek menambahkan.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,3 persen, membatasi kenaikan emas pada Kamis (15/7/2021), karena membuat logam mulia lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 12,3 sen atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 26,394 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 9,6 dolar AS atau 0,85 persen, menjadi ditutup pada 1.137,70 dolar per ounce.
Baca juga: Emas melonjak 15,1 dolar, Fed lanjutkan kebijakan moneter akomodatif
Baca juga: Harga emas terkerek 4 dolar di tengah melonjaknya inflasi AS
Baca juga: Dolar melemah saat Ketua Fed mempertahankan pesan "dovish"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021