Jakarta (ANTARA News)- Para ilmuwan telah menemukan sebuah ramuan untuk memperpanjang usia, setidak-tidaknya ramuan itu sukses diujicoba pada seekor tikus.
Meski baru tahap sukses ujicoba pada tikus, para ilmuwan itu yakin ramuan tersebut akan bermanfaat bagi manusia, terutama mereka yang menderita sakit dan berusia lanjut.
Seperti diberitakan Telegraph, para ilmuwan dari University Of Milan, Italia, menggunakan campuran tertentu asam amino yang dilarutkan ke dalam air dan kemudian diberikan kepada seekor tikus berusia menengah.
Umur tikus itu kemudian bertambah panjang secara signifikan dari pada tikus lain yang tidak meminum cairan itu.
Tikus yang diberikan campuran dari tiga asam amino, yakni leusin, isoleusin, dan valin, mencapai titik tengah usianya pada 869 hari sementara yang tidak mengkonsumsi ramuan titik tengah usianya hanya 774 hari.
Bertambah panjangnya umur juga diikuti dengan perubahan biologis yang mendorong ketersediaan energi ke dalam sel dan mengurangi kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh molekul-molekul destruktif yang dikenal dengan nama radikal bebas.
Alhasil tikus yang diberi campuran asam amino itu memiliki stamina lebih dan kordinasi otot yang lebih baik.
"Ini adalah pembuktian pertama bahwa campuran asam amino bisa memperpanjang umur tikus," kata Dr Enzo Nisoli, pemimpin penelitian itu.
Setahun lalu para ilmuwan telah menunjukan bahwa campuran asam animo yang sama bisa memperpanjang usia dari mahluk bersel satu.
Para peneliti itu juga menekankan, seperti yang dirilis dalam Jurnal Cell Metabolism, bahwa eksperimen menggunakan tikus itu tidak saja berhubungan dengan memperpanjang usia tetapi juga meningkatkan kesehatan.
Para ilmuwan itu percaya bahwa campuran asam amino bisa membantu orang-orang lanjut usia dan penderita sakit, khususnya yang menderita penyakit hati dan paru-paru akut serta mereka yang menderita penyakit yang ditandai oleh berkurangnya energi.
Leusin, Isoleusin, dan valin merupakan bagian dari asam amino yang tampaknya mempunyai bahan anti-penuaan.
Tikus yang diberikan tiga campuran asam amino itu terbukti memproduksi lebih banyak mitokondria, bagian sel yang berfungsi menghasilkan energi, terutama di organ hati dan otot rangka.
Menurut para peneliti mengkonsumsi asam amino cenderung lebih efisien dari pada mengkonsumsi protein yang mengandung asam amino yang sama.
Berbeda dari protein, asam amino tidak perlu dicerna dan bisa langsung masuk ke dalam aliran darah. "Asam amino itu tidak menghabiskan energi," pungkas Dr Nisoli.
(Ber/A038/BRT)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010