Artinya, sektor perumahan masih mampu menjadi penggerak perekonomian di tengah pandemi
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meyakini sektor perumahan bisa tumbuh positif meski tahun ini dibayangi banyak tantangan akibat pandemi COVID-19 yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, ketangguhan sektor properti bisa dilihat dari pertumbuhan PDB sektoral pada kuartal I 2021 di mana sektor real estat masih dapat tumbuh positif 0,9 persen pada saat ekonomi nasional terkontraksi minus 0,74 persen.
"Artinya, sektor perumahan masih mampu menjadi penggerak perekonomian di tengah pandemi," ujar Haru dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Saat ini, lanjut Haru, meski pada kuartal I 2021 pertumbuhan ekonomi masih mengalami kontraksi minus 0,2 persen, namun mulai membaik dibandingkan kuartal IV 2020 yang mencapai minus 2,2 persen. Dengan makin membaiknya kondisi ekonomi tersebut, terdapat potensi pertumbuhan sektor perumahan yang cukup signifikan.
Menurut Haru, hal itu terlihat dari bertumbuhnya penyaluran KPR dibandingkan dengan kredit lainnya di perbankan nasional.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) per Juni 2021, pertumbuhan KPR nasional mencapai 4,2 persen. Angka tersebut jauh di atas angka pertumbuhan kredit nasional yang masih terkontraksi minus 4 persen.
Haru menyampaikan, pertumbuhan sektor perumahan mempunyai peluang yang besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah tantangan pandemi COVID-19.
Pasalnya, secara universal pertumbuhan sektor perumahan berpotensi menumbuhkan ekonomi pada sektor lainnya.
Adapun salah satu faktor yang membuat sektor properti bisa tangguh dalam menghadapi kontraksi pertumbuhan ekonomi dikarenakan sektor tersebut merupakan sektor yang padat modal dan padat karya, di mana 90 persen bahan baku dalam membangun rumah juga berasal dari dalam negeri.
Selain itu, dalam setiap pembangunan 100.000 unit rumah akan menyerap sekitar 500.000 tenaga kerja.
Sektor perumahan juga mendukung pertumbuhan para pengembang perumahan. Saat ini di Indonesia terdapat 7.000 pengembang yang berperan dalam penyediaan suplai perumahan.
"Belum lagi kontribusi untuk negara dengan pembayaran pajak dalam bentuk PPN, PPh, BBN, PBB dan BPHTB," kata Haru.
Haru menambahkan, besarnya kontribusi terhadap pemulihan sektor ekonomi inilah, yang membantu sektor properti mendapat banyak dukungan dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Seperti diketahui, OJK telah memberikan keringanan restrukturisasi kredit hingga relaksasi ATMR melalui POJK 48/2020.
BI memberikan kelonggaran rasio pinjaman terhadap nilai atau LTV hingga 100 persen. Artinya masyarakat bisa membeli rumah dengan DP nol persen.
Tak hanya itu, Kemenkeu pun melakukan pelonggaran PPN hingga 100 persen untuk harga rumah maksimal Rp2 miliar.
Sebagai sektor yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional, Haru menilai sektor perumahan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dalam beberapa tahun mendatang.
Rasio mortgage to PDB Indonesia yang pada 2020 di kisaran 2,94 persen jauh lebih rendah dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura yang mencapai 44,8 persen, Malaysia 38,4 persen dan Thailand 22,3 persen, membuat potensi sektor perumahan untuk tumbuh masih sangat besar.
"Belum lagi angka backlog rumah masih tinggi sekitar 11,4 juta unit dan keluarga yang menghuni rumah tidak layak huni sekitar 55,6 persen," ujar Haru.
Menurut Haru, prospek sektor properti makin cerah dengan pembangunan infrastruktur yang masif dan adanya pertumbuhan kelas menengah yang pada 2025 diperkirakan mencapai 77 juta jiwa.
"Jumlah pernikahan baru setiap tahunnya mencapai 1,8 juta. Rumah tangga baru ini tentu membutuhkan rumah. Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, saya optimistis kebangkitan sektor properti akan terus dirasakan manfaatnya dalam memulihkan ekonomi nasional," ujar Haru.
Baca juga: Menteri ATR/BPN yakin sektor properti bisa kembali pulih
Baca juga: Pengamat: PMN akan bantu BTN optimalkan pembangunan sejuta rumah
Baca juga: Pengembang properti optimalkan penjualan daring selama PPKM Darurat
Baca juga: BTN akan bentuk "Mortgage Ecosystem" pada 2022 dukung sektor properti
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021