Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi A Sarwono, mengatakan banyaknya dana asing yang masuk ke Indonesia belakangan ini tidak perlu dikhawatirkan karena sampai saat ini dana-dana itu masih dalam jumlah yang bisa dikelola.

"Kekhawatiran adanya pembalikan modal (capital reversal) itu tidak perlu terlalu berlebihan. Menurut data selama 2010, meski dalam fluktuasi yang besar, tetapi secara jumlah masih bisa dikelola (manageble)," kata Hartadi di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, kondisi ekonomi global yang melemah telah membuat investor asing mencari negara-negara yang perekonomiannya masih menarik untuk mencari keuntungan yang lebih besar, termasuk ke Indonesia, yang memiliki sejumlah instrumen pasar uang dan saham yang masih menjanjikan untung yang besar.

"SBI itu bunganya masih lebih tinggi dibanding instrumen lain dengan resiko yang hampir tidak ada dan likuid sehingga banyak dicari oleh asing," katanya.

Untuk itu, lanjut Hartadi, yang penting dalam mengelola dana asing itu adalah membuat dana itu berada lebih lama di Indonesia dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan ekonomi seperti pembangunan infrastruktur dan lainnya.

Sementara Deputi Gubernur BI, Budi Mulya, mengatakan total dana asing dalam aset rupiah sejak awal tahun sampai September sudah mencapai Rp115 triliun, terdiri dari dana asing di SBI Rp20,5 triliun, di surat utang negara (SUN) Rp74 triliun dan di pasar saham Rp21 triliun.

Sedangkan posisi kepemilikan asing di SBI sebesar Rp64 triliun atau 25 persen total SBI dan di SUN Rp182 triliun atau 30 persen dari total SUN yang diterbitkan pemerintah.

Dengan tetap membaiknya kondisi fundamental ekonomi Indonesia sampai akhir tahun, menurut dia, cadangan devisa akan terus bertambah dari posisi 86,5 miliar dolar AS atau setara dengan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah sampai September 2010.(*)
(T.D012/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010