Dari sisi harga perkembangan inflasi masih cukup terkendali di level 0,03 persen atau 1,69 persen secara year on year di bulan Juni
Jakarta (ANTARA) - Inflasi Sumatera Utara pada Juni 2021 turun menjadi 0,03 persen (month to month/mtm) dari periode bulan sebelumnya sebesar 0,22 persen (mtm) akibat melimpahnya pasokan dari berbagai sentra yang menyebabkan penurunan harga komoditas.
“Dari sisi harga perkembangan inflasi masih cukup terkendali di level 0,03 persen atau 1,69 persen secara year on year di bulan Juni,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Soekowardojo dalam Webinar Sumatranomics, Kamis.
Penyumbang deflasi Sumatera Utara pada Juni adalah cabai merah dengan andil 0,14 persen, bawang merah dengan andil 0,06, persen, cabai rawit dengan andil 0,02 persen, minyak goreng minus 0,02 dengan andil, dan cabai hijau dengan andil 0,02 persen.
Baca juga: BI prediksi ekonomi Sumatera tahun 2021 alami akselerasi pertumbuhan
Penyumbang inflasi pada Juni adalah ikan dencis dengan andil 0,07 persen, sewa rumah dengan andil 0,05 persen, sawi hijau dengan andil 0,04 persen, kentang dengan andil 0,02 persen, dan emas perhiasan dengan andil 0,02 persen.
Kendati laju inflasi Sumatera Utara mengalami penurunan, BI mencatat realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan Nasional yang deflasi minus 0,16 persen (mtm) atau Sumatera yang deflasi minus 0,01 persen (mtm).
Soekowardojo menyampaikan bahwa pada 2021 inflasi Provinsi Sumatera Utara meningkat dibandingkan tahun 2020 yang diproyeksikan akan berada pada rentang sasaran nasional yakni 3 persen plus minus satu persen
“Kenaikan tekanan inflasi seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian didukung percepatan program vaksinasi pemerintah” ujarnya.
Baca juga: BPS catat deflasi 0,16 persen pada Juni 2021
Faktor pendorong inflasi Sumatera Utara pada 2021, diantaranya tren kenaikan harga emas perhiasan, kenaikan harga CPO yang mendorong peningkatan harga produk turunannya seperti minyak goreng, pembayaran gaji ke-13 PNS, kenaikan harga rokok kretek filter hingga pengurangan subsidi BBM jenis solar dari Rp1.000 menjadi Rp500.
Faktor penahan inflasi adalah kenaikan kasus COVID-19 yang direspon pemerintah dengan penerapan PPKM Mikro, masih terbatasnya aktivitas usaha hotel dan restoran, melimpahnya pasokan aneka cabai menyusul berlangsungnya panen raya dan optimisme masyarakat untuk beraktivitas belum pulih sepenuhnya.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021