"Surplus ini menggembirakan, tercatat sejak Mei 2020 sampai Juni 2021, neraca perdagangan kita selalu surplus. Ini adalah kabar baik buat kita bahwa 14 bulan ini neraca perdagangan kita surplus berturut-turut," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis.
Margo memaparkan, jika dilihat dari kinerja ekspor, terjadi peningkatan 54,46 persen pada Juni 2021 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Di sisi lain, nilai impor pada Juni 2021 juga mengalami kenaikan 60,12 persen jika dibandingkan Juni 2020.
Adapun komoditas yang menyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, lemak, minyak hewan nabati, dan besi baja.
Selain itu, kenaikan ekspor didorong oleh kenaikan sejumlah harga komoditas yang masih berlanjut.
Di antaranya, harga minyak mentah Indonesia atau ICP naik 7,42 persen pada Juni 2021 jika dibandingkan bulan sebelumnya (month on month/mom) atau naik 91,47 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau year on year (yoy).
Kemudian, harga batu bara melonjak 21,42 persen secara mom atau 148,94 persen secara yoy, nikel naik 2,29 persen secara mom atau 21,27 persen secara yoy, dan timah naik 0,79 persen secara mom atau 93,3 persen secara yoy.
Sedangkan, negara-negara yang menyumbang surplus dalam neraca perdagangan Juni 2021 yaitu Amerika Serikat, Filipina, dan Malaysia.
Baca juga: Mendag sebut kinerja perdagangan terus alami penguatan
Baca juga: Neraca perdagangan Mei surplus 2,26 miliar dolar, tertinggi pada 2021
Baca juga: Di tengah pandemi, neraca perdagangan RI-Pakistan positif
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021