Jakarta (ANTARA) - Seiring dengan makin berkembangnya transaksi e-commerce selama masa pandemi COVID-19 saat ini, agregator logistik & warehouse yang menyediakan jasa pengiriman barang serta sewa gudang Shipper meningkatkan kapasitas pergudangannya.
"Peningkatan kapasitas pergudangan Shipper berbanding lurus tidak hanya dengan peningkatan arus barang dari sektor e-commerce, namun juga dengan meningkatnya kebutuhan para klien korporasi yang memilih Shipper sebagai operator pergudangan mereka," kata Budi Handoko, Co-Founder dan COO Shipper Indonesia dalam keterangannya pada Kamis.
Baca juga: Startup logistik berbasis teknologi ini raih pendanaan Seri A
Memasuki kuartal 1 tahun 2021, Shipper telah mengelola sekitar 161 gudang dengan total luasan lahan lebih kurang 400.000 meter persegi, sedangkan di akhir kuartal 2 tahun 2021 bertumbuh menjadi 222 gudang dengan total luasan lahan mendekati 600.000 meter persegi yang tersebar lebih dari 35 kota di seluruh Indonesia.
Pandemi COVID-19 telah melemahkan banyak sektor perekonomian sehingga mendorong banyak korporasi untuk mencari solusi logistik yang lebih efisien agar mereka dapat bertahan dengan berfokus kepada kegiatan produksi dan pemasaran mereka.
Dalam kaitannya, kegiatan operasional pergudangan Shipper telah mendapatkan Sertifikasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2015. Jaminan kualitas operasional merupakan salah satu bukti nyata perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan guna menunjang kebutuhan logistik pelanggan yang semakin bertambah.
"Ke depannya kami akan terus berinovasi dalam mengelola layanan pergudangan dengan mengedepankan teknologi digital, mendekati apa yang diterapkan di pergudangan Amazon saat ini," kata Budi.
Seperti diketahui, Amazon baru- baru ini meluncurkan sistem manajemen pergudangan yang mengedepankan teknologi robotic untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pengelolaan yang canggih dan ekonomis.
"Shipper berkomitmen untuk memberikan pelayanan dan pengalaman logistik terbaik bagi pelaku usaha e-commerce maupun pelanggan korporasi kami dengan terus membangun jaringan dan solusi logistik digital yang terintegrasi. Hal tersebut dapat kami lakukan dengan berkolaborasi bersama mitra-mitra kami melalui teknologi dan data. Dengan layanan Shipper, kami berharap untuk dapat menekan biaya logistik 15 hingga 20 persen bagi pelanggan-pelanggan kami," kata Budi.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menyampaikan bahwa proyeksi nilai transaksi e-commerce pada tahun 2030 akan meningkat tajam.
"E-commerce akan menguasai lebih dari 34 persen pasar digital Indonesia pada tahun 2030, yaitu Rp 1.908 triliun. Hal ini akan diikuti oleh industri yang mengiringinya, seperti layanan pelaku bisnis kepada mitra usahanya (Business to Business/B2B) sebesar Rp763 triliun, dimana kegiatan logistik dan supply chain termasuk di dalamnya. Ini adalah layanan-layanan yang akan membuka mata rantai tersendiri dalam ekonomi digital kita," kata Lutfi dalam diskusi ekonomi di Jakarta baru-baru ini.
Pesatnya pertumbuhan e-commerce turut mendongkrak kebutuhan layanan logistik pergudangan dan fulfillment centers seperti yang dialami Shipper Indonesia.
Baca juga: Pertumbuhan e-commerce Indonesia buka peluang sektor logistik
Baca juga: Shipper tingkatkan layanan logistik dukung Bangga Buatan Indonesia
Baca juga: Shipper tambah kapasitas operasi logistik sambut Harbolnas Ramadhan
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021