"Penanganan kasus dini, ringan untuk tidak masuk sedang dan berat itu super penting untuk mengurangi permintaan oksigen seperti sedang dan berat," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Luhut menjelaskan 300 ribu boks obat itu terdiri dari 10 persen paket OTG, 60 persen paket gejala demam dan anosmia, serta 30 persen paket gejala ringan demam disertai batuk.
Menurutnya, alokasi penyaluran obat berdasarkan jumlah kasus aktif yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di masing-masing kabupaten dan kota.
Pusat Kesehatan TNI akan menjadi pusat komando distribusi obat tersebut bersama masing-masing Kesdam.
"Soal 300 ribu paket hari ini presiden akan meluncurkannya. Kriterianya dokter-dokter sudah tahu itu, jadi saya kira sudah enggak ada masalah, semua kami sudah siapkan dengan baik," kata Luhut.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa pemerintah sedang berupaya mendatangkan obat-obatan ampuh yang terbilang mahal dari berbagai negara, seperti Interavenous immune globulin, Interleukin-6 Tocilizumab sebanyak 39 ribu vials, Remdisivir, hingga Favipiravir.
Selain itu, pemerintah juga mendorong komitmen industri dalam negeri dan luar negeri dalam pemenuhan suplai obat COVID-19.
Pendistribusian obat akan dilakukan secara merata antardaerah untuk mencegah kekosongan obat sporadis.
Baca juga: Luhut: Keputusan pemerintah mengenai COVID-19 terintegrasi
Baca juga: Pemerintah siapkan tiga strategi atasi kelangkaan oksigen
Baca juga: Pemerintah akan menindak tegas penimbun obat dan alat kesehatan
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021