Kedelapan, vaksin Influenza. Pada tahun 2017 diberikan pada usia 6 bulan hingga 3 tahun sebanyak 0,25ml, lalu pada anak berusia lebih dari 3 tahun sebanyak 0,5ml. Saat ini, dosis vaksi influenza lebih dari 6 bulan sebanyak 0,5ml.

Vaksin ini diberikan pada usia 6 bulan dan diulang setiap tahun. Imunisasi pertama 6 bulan-8 tahun diberi 2 kali dengan interval 4 minggu. Imunisasi pertama lebih dari 9 tahun diberi 1 kali.

Kesembilan, vaksin MR/MMR yang semula rekomendasinya bila anak sudah divaksin campak saat usia 9 bulan, maka MMR/MR diberikan umur 15 bulan.

Saat ini, vaksin MR diberikan saat anak usia 9 bulan. Bila saat anak berusia 12 bulan belum mendapatkan MR, maka dia bisa diberikan vaksin MMR. Lalu, booster dapat diberikan saat anak berumur 18 bulan dan umur 5 sampai 7 tahun.

Baca juga: Dokter spesialis anak tekankan pentingnya imunisasi agar tidak sakit

Ke-10, vaksin Japanase Ensefalitis yang pada tahun 2017 diberikan pada anak mulai berusia 12 bulan di daerah endemis/turis dan dapat diberikan booster 1-2 tahun berikutnya.

Saat ini, vaksin ini diberikan saat anak mulai berumur 9 bulan pada daerah endemis/turis dan anak dapat diberikan booster 1-2 tahun berikutnya.

Ke-11, vaksin Varisela yang awalnya diberikan setelah anak berusia 12 bulan (1 dosis). Lalu, anak berumur di atas 13 tahun perlu mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

Saat ini, vaksin diberikan mulai usia 12-18 bulan. Saat anak berusia 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu-3 bulan. Sementara pada anak usia 13 tahun atau lebih vaksin diberikan dengan interval 4-6 minggu.

Ke-12 vaksin Dengue. Pada tahun 2017 diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan jadwal 0, 6, 12 bulan. Sejak 2020, anak bisa mendapatkan vaksin ini saat berusia 9-16 tahun sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan.

Ke-13, vaksin Hepatitis A yang awalnya diberikan pada anak mulai usia 2 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6-12 bulan. Saat ini diberikan pada anak berumur 1 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6-18 bulan.

Ke-14, vaksin HPV. Pada tahun 2017 diberikan pada anak umur 10 tahun sebanyak 3 kali (bivalen jadwal 0,1,6 bulan dan tetravalen jadwal 0,2,6 bulan). Vaksin juga bisa diberikan pada remaja berusia 10- 13tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6-12 bulan.

Sejak tahun 2020 vaksin HPV mulai bisa didapatkan anak umur 9-14 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6-15 bulan. Pada anak berusia lebih dari 15 tahun bisa diberikan sebanyak 3 kali (bivalen jadwal 0,1,6 bulan dan quadravalent jadwal 0,2,6 bulan).

"Setiap menggunakan jadwal, ada keterangan yang harus diperhatikan dan dicermati. Kita tidak boleh hanya mengandalkan tabel bagian atas saja," ujar Ellen yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu.

Kemudian, apabila ada salah satu vaksin yang terlewat dari jadwal seharusnya, maka orang tua bisa mengikutsertakan anak dalam imunisasi kejar.

"Berikan imunisasi yang terlewat tanpa mengulang. Dokter akan melihat apa saja yang kurang. Kalau kurang banyak, biasanya kami berikan secara secara simultan atau dalam sekali datang bisa beberapa imunisasi sekaligus diberikan," tutur Ellen.

Tetapi ada yang tidak bisa dikejar, semisal PCV yang seharusnya diberikan pada anak usia 5 tahun.

Di masa pandemi ini, semua imunisasi dasar tetap diberikan dengan menerapkan protokol kesehatan. Khususnya pada wilayah dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat seperti di Jakarta, maka imunisasi bisa ditunda hingga 3 pekan terhitung 3 Juli 2021. Walau begitu, imbauan ini bersifat dinamis menyesuaikan kondisi yang ada.

Baca juga: Masyarakat diajak lengkapi imunisasi dasar anak cegah penyakit

Baca juga: Reisa dorong orang tua penuhi imunisasi dasar lengkap anak

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021