Brussels (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Naoto Kan dan Perdana Menteri China Wen Jiabao bertemu sebentar di sela-sela KTT Asia-Eropa, Senin dan sepakat "untuk memperbaiki hubungan", kata seorang juru bicara Jepang.
"Ada satu pertemuan setelah jamuan makan malam," kata Noriyuki Shikata,wakil sekretaris kabinet untuk hubungan msyarakat.
"Mereka sepakat untuk memperbaiki hubungan, mulai kembali menyelidiki masalah-masalah menyangkut hubungan."
Tidak ada segera konfirmasi dari pihak China.
Kedua negara menyinggung bagi kemungkinan pertemuan menyangkut sengketa wilayah pulau-pulau LautChina Timur ketika mereka berada di Brussels untuk menghadiri Pertemuan Asia-Eropa (ASEM) yang diikuti 46 negara.
Dua raksasa ekonomi Asia itu menghadapi ketegangan diplomatik sejak Jepang menahan seorang nakoda kapal pukat harimau China September lalu dekat pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur itu.
Menurut kantor berita Jepang Kyodo, Kan dan Wen sependapat bahwa "memburuknya hubungan bilateral menyangkut pelanggaran maritim itu adalah satu hal yang tidak dihendaki," dan memutuskan akan "melakukan perundingan bilateral tingkat pejabat tinggi yang diselenggarakan secara reguler."
Kantor berita itu mengatakan Kan mengemukakan kepada perdana menteri China itu bahwa pulau-pulau tersebut adalah "bagian integral wilayah Jepang dan tidak ada masalah wilayah di sana."
Jepang mengatakan kedaulatan mereka atas pulau-pulau itu sejak akhir abad ke-19 dan keinginan China atas pulau-pulau itu adalah untuk mengembangkan sumber-sumber minyak di landas benua Laut China Timur itu pada akhir tahun 1970-an.
Sementara itu China akhir pekan ini menyerukan Jepang "mempertahankan spektrum penuh hubungan" antara kedua negara.
Pernyataan yang dikeluarkan Ma Zhaoxu, kepala juru bicara kementerian luar negeri, dibuat setelah Kan menyerukan China berperilaku sebagai satu "anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab".
Kendatipun demikian Ma menegaskan kembali klaim China atas pulau-pulau itu, dengan mengatakan kepulauan itu "tetap wilayah China" dan menegaskan sikap Beijing bahwa penangkapan dan penahanan nelayan itu adalah "tidak masuk akal" dan "tidak sah".
Insiden itu dimulai dengan penahanan seorang nelayan yang dituduh kapalnya menabrak dua kapal penjaga pantai Jepang.
Ia kemudian akhirnya dibebaskan, satu tindakan yang dikecam dalam negeri Jepang karena tunduk pada tekanan China, tetapi perang kata-kata masih berlanjut.
Penahanan China atas empat warga Jepang karena dituduh memasuki satu lokasi militer menambah lagi ketegangan, walaupun kedua pihak menekankan bahwa tindakan itu tidak ada kaitannya dengan pertikaian maritim itu.
Tiga dari empat warga Jepang itu dibebaskan dan telah tiba di Jepang, Jumat pekan lalu, kendatipun seorang masih tetap ditahan.
Dalam satu tindakan damai oleh Jepang, Tokyo pekan ini mengisyaratkan niat Kan ke Brussels untuk menghadiri KTT Uni Eropa-Asia dalam usaha menjajaki satu pertemuan dengan Wen.
Akan tetapi perasaan dikalangan rakyat Jepang terus meninggi , dengan pihak nasionalis melakukan unjuk rasa di Tokyo, Sabtu untuk memprotes apa yang merea sebut sebagai "kekalahan diplomatik" dalam insiden kapal pukat harimau itu.(*)
AFP/H-RN/H-AK
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010