"Kita akan cari satu solusi agar acara ini berlangsung dalam bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," kata Sandiaga Uno dalam keterangannya, dikutip Kamis.
Baca juga: Manaker dorong kolaborasi hadapi dampak digitalisasi untuk pekerja
"Kita bisa terus berinovasi, beradaptasi dan berkolaborasi," ujarnya.
Pandemi COVID-19 berdampak langsung terhadap nasib para seniman maupun pekerja seni nasional. Pembatasan sosial hingga kegiatan masyarakat secara langsung menutup ruang berkreasi maupun pekerjaan mereka, termasuk seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli (FSP) Taman Ismail Marzuki.
Tak hanya kehilangan mata pencaharian, belasan orang seniman FSP Taman Ismail Marzuki pun dinyatakan meninggal dunia sejak terjadi pandemi. Kabar duka itu disampaikan Koordinator FSP Taman Ismail Marzuki, Exan Zen ketika berdiskusi dengan Sandiaga Uno secara virtual, Rabu (14/7).
Penyebabnya pun disampaikan Exan tak hanya pandemi COVID-19, tetapi juga tidak adanya ruang berkreasi lantaran kawasan Taman Ismail Marzuki kini tengah direvitalisasi.
Baca juga: Menparekraf buka bimtek dan workshop Anugerah Desa Wisata Indonesia
"Kawan-kawan seperjuangan di Forum Seniman Peduli selama masa pandemi ini sudah ada 17 orang yang meninggal dunia. Bukan hanya karena kena COVID, mungkin penyebab lain karena selama revitalisasi Taman Ismail Marzuki, tidak ada kegiatan-aktivitas apa-apa," ungkap Exan.
"Mungkin di masa-masa yang sulit ini, tekanan-tekanan hidup itu membuat penyakit-penyakit lama yang tidak pernah mereka rasakan, karena tidak adanya aktivitas, (penyakit) menjadi muncul kembali," tambahnya.
Walau begitu, dirinya pun berterima kasih atas perhatian yang diberikan Kemenparekraf kepada para seniman FSP Taman Ismail Marzuki seperti bantuan sembako yang disalurkan di Posko Taman Ismail Marzuki tahun lalu.
Sandiaga berpesan kepada para seniman agar terus bersemangat dan optimistis melewati badai pandemi. Sebab, keberadaan para seniman disampaikannya sangat penting bagi masyarakat saat ini. Para seniman katanya mampu membantu masyarakat meningkatkan imunitas lewat beragam hormon yang dihasilkan setelah menyaksikan beragam karya seni, mulai dari puisi, sajak maupun lagu.
"Kita tidak boleh patah semangat, kita harus terus memberikan satu optimisme," katanya.
"Jadi salah satu imun yang meningkat jika kita mendapatkan (menyaksikan) karya seni yang baik adalah hormon endorfin yang bisa kita dapatkan saat kita mendengarkan puisi, sajak yang baik," jelasnya.
Hormon endorfin adalah hormon pereda nyeri yang diproduksi tubuh manusia. Hormon ini muncul dalam kondisi tenang dan bisa memberikan energi positif untuk manusia, sementara hormon serotonin yang mengelola suasana hati agar lebih bahagia dan oksitosin kerap disebut sebagai hormon cinta yang bisa dirasakan manusia selagi berbagi cerita.
Baca juga: Sandiaga: Komedian bantu tingkatkan imunitas lewat hiburan
Baca juga: Menparekraf ajak anak muda kembangkan ekonomi syariah
Baca juga: Indonesia-Arab Saudi gali potensi perluasan kerjasama sektor parekraf
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021