Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji di Kepatihan, Yogyakarta, Rabu, mengemukakan bahwa rumah sakit darurat perlu didirikan karena keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) di rumah sakit sudah hampir 100 persen.
"Kondisi BOR kita sudah sangat tinggi, bisa dibilang sudah 100 persen karena sudah 99 persen sekian," kata Aji.
Ia mengatakan bahwa tempat tidur untuk pasien COVID-19 di rumah sakit harus ditambah supaya fasilitas kesehatan tetap bisa menampung pasien saat terjadi lonjakan kasus infeksi virus corona.
"Disampaikan di rapat tadi, skenarionya kalau ada peningkatan sekitar 30 persen (kasus COVID-19) maka kekurangan bed (tempat tidur) kita sekitar 2.000 sekian, tapi kalau (kenaikan kasus) 60 persen (kebutuhan tempat tidur) sampai 3.000 sekian," kata dia.
Dalam rapat bersama pemerintah pusat, ia menuturkan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan bahwa kementeriannya akan membantu penyiapan rumah sakit darurat di DIY.
Kementerian PUPR akan membantu penyiapan rumah susun ASN BBWS di Ring Road Utara Yogyakarta yang bisa menampung 272 orang serta asrama mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang masing-masing bisa menampung 166 orang sebagai tempat penanganan pasien COVID-19.
Pemerintah Provinsi DIY juga meminta bantuan dari pemerintah pusat dalam menyiapkan tenaga kesehatan untuk mendukung pelayanan pasien COVID-19 di tiga tempat yang akan dijadikan sebagai rumah sakit darurat tersebut.
"Saya kira rumah sakit lapangan seperti ini tidak perlu sangat lengkap alatnya karena idenya dari Fakultas Kedokteran UGM itu rumah sakit yang ada akan mengampu, yang dimasukkan ke sini mereka yang mendekati sembuh (setelah dirawat di rumah sakit utama)," kata Aji.
Baca juga:
Pemerintah tambah tempat perawatan pasien COVID-19
Menkes sebut rumah sakit butuh tambahan 20 ribu nakes
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021