Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendengarkan curahan hati para pelajar di berbagai daerah yang merindukan kegiatan sekolah secara tatap muka langsung.
Curahan hati atau kerap disebut “curhat” itu disampaikan oleh salah satu pelajar, Ayu Lestari, siswi SMA Negeri 1 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, saat berbincang dengan Presiden Jokowi melalui sarana virtual, Rabu.
"Izin bertanya Pak, untuk program vaksinasi pada pelajar ini apakah ada kemungkinan untuk pembelajaran tatap muka, Pak? Karena kami sangat rindu belajar di sekolah, Pak,” kata Ayu, seperti dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pemerintah mulai lakukan vaksinasi COVID-19 "door to door"
Baca juga: Presiden Jokowi: Vaksin adalah "global public goods"
Ayu merupakan salah satu siswi yang mengikuti program vaksinasi bagi pelajar yang digelar di 14 provinsi di Tanah Air pada Rabu ini.
Menjawab pertanyaan Ayu, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa sebelumnya pemerintah memang memiliki rencana untuk membuka sekolah tatap muka secara terbatas pada bulan Juli 2021 ini.
Namun, jumlah kasus COVID-19 yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir, membuat pemerintah menunda rencana tersebut.
"Memang saya mendengar anak-anak sudah pengin kembali sekolah tatap muka lagi, pengin ketemu teman-temannya, pengin belajar kelompok, pengin ketemu guru-gurunya, semuanya punya keinginan seperti itu. Tapi kita semuanya harus hati-hati karena penyebaran COVID-19 ini masih terjadi, tidak hanya di negara kita, tapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia. Sehingga, ya kita 'ngerem' dulu untuk belajar tatap muka," ujar Presiden.
Ayu memahami alasan ditundanya pembelajaran tatap muka. Ia menjelaskan dirinya merindukan sekolah tatap muka karena pemahaman bahan ajar yang ia dapat lebih lengkap saat berinteraksi langsung di sekolah.
"Iya Pak karena pemahaman di sekolah lebih lengkap dan kayak kerja kelompok, kayak presentasi kalau online itu terkadang gangguan jaringan Pak, dan ketika guru menjelaskan tiba-tiba putus-putus Pak, jadi tidak nangkap. Terima kasih Pak," ujar Ayu menjelaskan alasan ia lebih memilih sekolah secara tatap muka.
Presiden mengatakan bahwa jika nanti kasus COVID-19 telah mereda, akan ada opsi untuk membuka kembali pembelajaran tatap muka di seluruh sekolah di Tanah Air. Untuk saat ini, Presiden Jokowi meminta para siswa tetap semangat belajar secara daring.
Baca juga: Presiden saksikan vaksinasi COVID-19 serentak kepada pelajar SMP-SMA
"Yang paling penting Ayu dan teman-teman semuanya terus semangat belajar, jangan kendur. Kalau ada hal yang ingin ditanyakan saat belajar online, tanyakan kepada bapak ibu gurumu. Salam untuk seluruh guru yang ada SMAN 1 Tanjung Pinang dan juga kepada orang tua. Terima kasih Ayu," kata Presiden mengakhiri percakapan dengan Ayu.
Tak hanya dengan Ayu, pada kesempatan tersebut Presiden juga menyapa Aqsa, seorang siswa dari SMP Negeri 103 Jakarta yang juga merasakan kerinduan untuk bersekolah secara tatap muka.
Siswa yang menyenangi pelajaran matematika dan IPA ini juga mendapatkan kesempatan untuk diberikan vaksin COVID-19 di sekolahnya.
"Kalau belajar senang online atau tatap muka?" tanya Presiden.
"Lebih ke tatap muka, Pak. Karena lebih mudah menerima pelajaran, lebih jelas langsung dari gurunya," jawab Aqsa.
"Tapi hati-hati kalau sudah diperbolehkan sekolah tatap muka, belajar tatap muka, tetap pakai masker ya, kemudian jaga jarak dengan teman, jangan berkerumun. Kita harus mulai disiplin semuanya anak-anakku karena pandemi ini belum berakhir. Salam untuk orang tua dan guru," kata Presiden.
Demikian juga dengan Jasmine, seorang siswi dari SMA Negeri 1 Sentani, Papua, yang selama pandemi ini harus bersekolah secara daring. Jasmine juga merindukan sekolah karena bisa bertemu secara langsung dengan guru dan teman-temannya.
"Senang belajar online atau tatap muka?" tanya Presiden kepada Jasmine.
"Senang tatap muka, karena bisa ketemu dengan teman-teman dan guru-guru," kata Jasmine.
Namun, ternyata tidak semua siswa memilih untuk belajar secara tatap muka. Vania misalnya, siswi SMP Negeri 103 Jakarta, mengaku lebih senang belajar secara daring atau secara online dengan alasan tertentu.
"Saya senang sekolah online sebenarnya, Pak. Soalnya kalau sekolah online saya bisa jadi mengeksplorasi macam-macam cara belajar. Kalau di sekolah tatap muka biasanya gurunya seringnya ngasih tugas terus kerjain di buku tulis, terus tulis tangan, udah gitu aja. Kalau sekolah online itu bisa ngerjain di macam-macam bentuknya," ungkap Vania diiringi tawa para siswa yang hadir di SMP Negeri 103 Jakarta.
"Tapi kan nggak ketemu sama teman-temannya?" tanya Presiden.
"Iya, ini baru hari ini ketemu sama teman-teman, sebelumnya nggak pernah," balas Vania.
"Ya, senang ketemu teman-teman tapi hati-hati maskernya, hati-hati jaga jarak, hati-hati jangan berkerumun, hati-hati. Selamat belajar. Belajar terus. Salam untuk orang tua, salam juga untuk bapak ibu guru. Terima kasih Vania," pesan Presiden mengakhiri perbincangan dengan Vania.
Baca juga: Presiden Jokowi luncurkan 300 ribu paket obat COVID gratis minggu ini
Baca juga: Presiden ajak masyarakat ikhtiar lahir dan batin untuk atasi pandemi
Vaksinasi bagi para pelajar tingkat SMP dan SMA digelar pada Rabu, 14 Juli 2021, di 14 SMP dan 14 SMA yang tersebar di 14 provinsi yang menjadi episentrum COVID-19.
SMP yang menjadi tempat vaksinasi tersebut, yaitu SMPN 103 Jakarta, SMPN 2 Bandung, SMPN 3 Semarang, SMPN 1 Jayapura, SMP Budi Utama Yogyakarta, SMPN 1 Surabaya, SMPN 40 Makassar, SMPN 11 Medan, SMPN 1 Batang Anai, SMPN 13 Pekanbaru, SMPN 5 Balikpapan, SMPN 4 Tanjung Pinang, SMPN 9 Denpasar, dan SMPN 11 Kota Tangerang Selatan.
Sementara itu, SMA yang menjadi tempat vaksinasi bagi para siswa, SMAN 39 Jakarta, SMAN 5 Bandung, SMAN 1 Semarang, SMAN 1 Jayapura, SMAN 1 Teladan Yogyakarta, SMAN 5 Surabaya, SMKN 10 Makassar, SMAN 1 Medan, SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Pekanbaru, SMKN 1 Balikpapan, SMAN 1 Tanjung, SMAN 5 Denpasar, dan SMAN 1 Kota Tangerang.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021