Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah tertekan data inflasi Amerika Serikat.
Rupiah ditutup melemah 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.480 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.464 per dolar AS.
"Sentimen hari ini terutama karena adanya publikasi laporan inflasi AS kemarin dan juga sentimen kondisi pandemi yang masih belum bisa melandai setelah sepekan lebih diberlakukan PPKM Darurat Jawa Bali," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/7) bahwa indeks harga konsumen (IHK), ukuran inflasi yang dipantau ketat, meningkat sebesar 0,9 persen pada Juni, melebihi perkiraan sebelumnya 0,5 persen oleh para ekonom.
Angka tersebut juga merupakan peningkatan terbesar sejak 2008. Sementara kenaikan inflasi tahunan mencapai sebesar 5,4 persen pada Juni.
Sementara itu, Pada Selasa (13/7) kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 di Tanah Air mencetak rekor harian baru yaitu 47.899 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.615.529 kasus.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 92,683, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 92,725.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,391 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,415 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.475 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.475 per dolar AS hingga Rp14.503 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.493 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.486 per dolar AS.
Baca juga: Kasus COVID-19 capai rekor lagi, rupiah terkoreksi
Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 31 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021