Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Makarim, mengatakan teknologi bukan hanya sebagai media menunjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di kala pandemi, namun bisa diadaptasi untuk mendukung kegiatan pendidikan lainnya di luar sekolah.

"Penggunaan teknologi akan menjadi hal yang permanen. Soal apakah (teknologi) untuk (pembelajaran) hybrid, yang penting ada kemerdekaan, keseimbangan pendidikan yang ditentukan oleh sekolah," kata Menteri Nadiem dalam sesi bincang daring Akademi Edukreator 2021, Rabu.

"Dengan Merdeka Belajar, guru dan sekolah merdeka untuk tentukan pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi mereka, dan teknologi bisa dimanfaatkan untuk hal itu. Teknologi bukan untuk PJJ saja," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Wapres: Dakwah dan pendidikan Islam harus beradaptasi dengan teknologi

Baca juga: Google luncurkan program pendidikan Bangkit 2021

Lebih lanjut, ia memaparkan sejumlah hal yang bisa dimanfaatkan murid hingga tenaga pendidik di sekolah melalui teknologi demi mendorong kualitas pembelajaran maupun kemampuan diri masing-masing.

"Guru bisa melatih dirinya sendiri untuk tingkatkan skill, mencari tahu skill kompetisi murid sehingga terpetakan dan tersegmentasi untuk kelas dan PR individual. Teknologi juga bisa menjadi tempat kolaborasi dengan guru yang lain untuk saling bertukar pikiran dan ide. Teknologi juga bisa menurunkan beban administrasi yang berat bagi guru dan sekolah," jelas dia.

"Teknologi perannya variatif, bukan hanya untuk PJJ. Teknologi juga bisa dipakai buat offline learning. Seperti misalnya Google Classrom yang bisa dibuat untuk grup diskusi kecil, pemberian PR yang sistematis, dan jadi ruang komunikasi dengan orang tua. Sekolah bisa menentukan titik keseimbangan penggunaan teknologi," imbuh Mendikbudristek.

Di sisi lain, Menteri Nadiem memberikan sejumlah pesan dan semangat bagi para guru, murid dan orang tua dalam menghadapi pembelajaran yang begitu menantang di masa pandemi COVID-19. "Banyak coba, banyak tanya, dan banyak karya" menjadi mantera sakti yang diutarakan olehnya.

"Banyak coba, banyak tanya, banyak karya; untuk guru, murid dan orang tua. Untuk guru, jangan pernah percaya bahwa pendidikan adalah hal yang tidak bisa untuk diambil risiko, karena tidak ada yang namanya inovasi dan kreativitas tanpa ambil risiko dan mencoba hal baru," kata dia.

"Untuk orang tua, biasakan untuk bacakan buku kepada anak-anak sedini mungkin setiap hari, buat itu jadi sesi yang menyenangkan karena penting untuk literasi dan daya berpikir kritis. Duduk bersama, diskusi bersama. Interaksi bukan hanya untuk pendekatan batin, namun juga daya kritis, komunikasi baik, itu dimulai dari rumah, sehingga tugas guru nantinya akan jauh lebih mudah untuk akselerasi ke sekolah," tambahnya.

Ia kemudian menutup sesi dengan berkata, "Untuk murid, jangan putus asa di masa pandemi. Memang secara psikologis sangat berat; tapi jangan menyerah, dan yakin ketika kita bisa lalui ini, Anda akan menjadi generasi yang paling kuat, negara yang lebih kuat di masa mendatang."

Baca juga: Mendikbudristek: Teknologi dalam pembelajaran tidak bisa dihindari

Baca juga: Nadiem: Gap teknologi dalam pendidikan semakin terlihat semasa pandemi

Baca juga: Kemenperin minta SDM industri adaptif di tengah disrupsi teknologi

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021