Beirut (ANTARA News) - Suriah mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap para pejabat Lebanon dan luar negeri berkaitan pengakuan palsu yang diberikan dalam pemeriksaan pembunuhan mantan perdana menteri Rafiq Hariri.
Jamil Sayyed, mantan kepala dinas keamanan Lebanon, mengatakan hakim pengadilan tinggi di Damaskus telah mengeluarkan 33 surat perintah penahanan "terhadap beberapa hakim, perwira keamanan, politisi, wartawan dan pemuka-pemuka lain Lebanon, Arab dan pejabat asing ataupun perorangan lainnya."
Di antara nama itu adalah Detlev Mehlis, jaksa Jerman yang memimpin tahap-tahap awal pemeriksaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atas pembunuhan Hariri pada 2005, dalam pemboman dahsyat, katanya dalam pernyataan akhir pekan.
Sayyed tidak menyebut pejabat-pejabat Lebanon yang dicari, namun dalam komplain awal dia menyebut nama kepala kepolisian Lebanon, Ashraf Rifi, wakilnya Marwan Hamadeh, dan jaksa tinggi Saeed Mirza.
Surat perintah penahanan itu diyakini akan memukul hubungan antara Damaskus dan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri - putra pemimpin yang dibunuh - yang pada tahun lalu berusaha memperbaiki hubungan dengan Suriah, kata para pengamat.
Mereka juga terlibat ketegangan tinggi berkaitan dengan laporan-laporan di mahkamah PBB yang tidak dikonfirmasikan yang diatur untuk mendakwa anggota-anggota Hizbullah, yang didukung oleh Suriah dan Iran, dalam kaitan dengan pembunuhan Hariri.
"Ini merupakan perkembangan mengejutkan dalam hubungan antara perdana menteri dan kepemimpinan Suriah," kata Oqab Sakr, seorang wakil dalam mayoritas parlemen pro-Barat Hariri, Senin.
Samir al-Jisr, wakil lainnya, mengatakan surat-surat perintah penahanan itu adalah upaya jelas untuk menyimpangkan dakwaan oleh Pengadilan Khusus yang didukung PBB untuk Lebanon (STL).
"Dengan melakukan itu, Suriah berusaha untuk menekan pemerintah mengubah sikapnya mengenai STL," kata Jisr.
"Tetapi kita tak bisa kembali ke majelis pengadilan, bahkan jika kita inginkan."
Rifi mengatakan kepada AFP bahwa surat perintah penahanan tersebut hanya berlaku di wilayah Suriah.
"Interpol tidak akan mengetahui adanya surat-surat perintah penahanan itu," ucapnya.
Sayyed dalam komplainnya menuduh pemeriksaan PBB berdasarkan pemeriksaan palsu yang bertujuan melibatkan Suriah dan pendukungnya di Libanon dalam pembunuhan Hariri.
Damaskus konsisten membantah keterlibatan dalam pembunuhan itu, dan bulan lalu, Perdana Menteri Saad Hariri mengatakan dia telah salah menuding Suriah.(*)
AFP/H-AK/A023
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010