"Kami bertanggung jawab atas serangan terhadap truk suplai NATO dan tanker," kata juru bicara kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), Azam Tariq kepada AFP.
"Saya bicara mengenai serangan di Sindh dan di Islamabad," katanya lewat telepon dari lokasi yang tidak diketahui.
"Kami akan melakukan lebih banyak serangan di masa depan. Kami tidak akan membolehkan tanah Pakistan menjadi rute suplai bagi tentara NATO yang bermarkas di Afganistan. Ini juga sebagai balasan dari serangan udara," tambahnya.
Setidaknya tiga orang tewas sementara 20 tanker minyak penuh bahan bakar untuk tentara NATO di Afganistan diserang dan menyebabkan ledakan dekat ibu kota Pakistan pada tengah malam, kata polisi.
Serangan terus terjadi seperti juga pemerintah Pakistan yang melanjutkan blokade mereka di rute utama suplai NATO selama lima hari berturut-turut sebagai respon serangan helikopter NATO yang menurut Islamabad menewaskan tiga tentaranya.
Rekamaan televisi menunjutkan api menyala dari konvoi truk. Truk-truk itu baru diisi di luar Islamabad di rute menuju Afganistan pada dini hari ketika segerombolan orang bersenjata menyerang konvoi menggunakan bom molotov.
Dalam insiden sejenis pada Jumat di kawasan sebelah selatan, gerombolan bersenjata lengkap membuat ledakan atas lebih dari dua lusin truk dan tanker yang membawa bahan bakar bagi 152.000 tentara asing yang berjuang melawan pemberontakan Taliban.
"Tiga orang tewas, delapan terluka. Semua korban tertembak dan kebanyakan adalah supir dan asistennya," kata petugas polisi darurat, Mohammad Ahad pada AFP lewat telepon setelah insiden terakhir terjadi.
Polisi mengatakan sekitar puluhan orang yang menyerang truk pasokan itu melarikan diri.
Penyergapan atas konvoi NATO tidak lazim, tapi biasanya terfokus pada daerah sebelah barat laut yang tanpa hukum yang dikuasai oleh militan muslim.
Pejabat pemerintah setempat di Torkham, daerah perbatasan utama mengonfirmasikan blokade dilanjutkan pada hari kelima.
Lebih dari 200 truk dan tanker minyak telah mengantri di perbatasan di daerah pedalaman barat laut Kurram untuk mengirimkan pasokan.
Washington menggambarkan daerah pedalaman Pakistan di perbatasan Afganistan sebagai markas global Al Qaeda, pusat perlawanan militan di Afganistan sekaligus tempat paling berbahaya di dunia.
Lebih dari 3.700 orang telah terbunuh dalam tiga tahun terakhir dalam rangkaian serangan bunuh diri dan peledakan bom di Pakistan, kebanyakan dilakukan oleh Taliban dan kelompok perlawanan yang terhubung dengan Al Qaeda.(*)
AFP/KR-DLN/H-AK
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010