Jakarta (ANTARA) - Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan, kegiatan dunia usaha terakselerasi pada triwulan II-2021, tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang meningkat 18,98 persen, dibandingkan 4,5 persen pada triwulan I-2021.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, menyampaikan, peningkatan kinerja dunia usaha didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang mayoritas tumbuh positif, antara lain sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Menurut dia, peningkatan sektor pertambangan didorong permintaan domestik dan didukung naiknya produksi, sementara sektor perdagangan, hotel, dan restoran didorong kenaikan permintaan saat bulan Ramadan dan Idul Fitri, sedangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan ditopang faktor musiman dan keberhasilan panen komoditas tanaman bahan makanan.
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai tercatat sebesar 75,33 persen pada triwulan II-2021, meningkat dari capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 73,38 persen, didorong peningkatan pada hampir seluruh sektor, seperti pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Baca juga: Gubernur BI paparkan 3 strategi dukung pembiayaan dunia usaha
Baca juga: Survei BI: Kegiatan dunia usaha triwulan IV 2020 membaik
Penggunaan tenaga kerja juga diindikasikan membaik meski masih dalam fase kontraksi, dengan kondisi keuangan dunia usaha dan akses kredit yang membaik.
Pada triwulan III-2021, hasil SKDU BI memperkirakan, kegiatan usaha melambat meski masih positif dengan SBT sebesar 9,77 persen, lebih rendah dibandingkan SBT 18,98 persen pada triwulan II-2021, hal itu sejalan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dalam rangka penanggulangan COVID-19.
Dari sisi sektoral, mayoritas sektor diperkirakan melambat, yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta keuangan, real estate, dan jasa perusahaan.
Sementara, terdapat dua sektor yang kemungkinan mengalami kontraksi, yaitu sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Baca juga: Gubernur BI turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 jadi 3,8 persen
Pewarta: Agatha Olivia Victoria/Royke Sinaga
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021