Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah sedikit melemah di perdagangan Asia Senin tetapi para analis mengatakan bahwa pasar akan berlanjut "rallying" karena minat investor kembali dengan bangkitnya sektor pabrikan China dan juga melemahnya "greenback".

Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman November turun enam sen ke posisi 81,52 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah "Brent North Sea" yang juga untuk pengapalan November turun satu sen menjadi 83,74 dolar AS per barel.

Pasar minyak mentah membaik dibanding Kamis, dengan harga mencapai 81,66 dolar AS pada Jumat dalam sehari perdagangan, tingkat tertinggi sejak 9 Agustus lalu.

Data pabrikan China yang menguat dan kekhawatiran pelemahan dolar kemungkinan disebabkan intervensi Federal Reserve AS akan mendorong pasar minyak naik dalam waktu dekat, kata Serene Lim, analis minyak dan gas untuk ANZ bank di Singapura.

"Harga minyak kemungkinan akan dalam kecenderungan menguat pekan ini," katanya.

"Data pabrikan China lebih baik dari pada yang diperkirakan dan pelemahan dolar...akan menjadi pendorong harga minyak," tambahnya.

The China Federation of Logistics and Purchasing (CELP) Jumat merilis ourchasing managers index (PMI)-nya, yang menunjukkan kenaikan dalam aktivitas pabrikan pada September, meningkat menjadi 53,8 pada September dibanding 51,7 pada Agustus.

Di Amerika Serikat, Wall Street Journal melaporkan akhir pekan lalu bahwa bank sentral AS mempertimbangkan pembelian sekuritas Treasury jangka panjang.

Selain itu pekan lalu komite kebijakan the Fed mengatakan pihaknya sudah "mempersiapkan" langkah jika ekonomi mulai goyah.

AFP/S004/A023

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010