London (ANTARA News) - Para pelaju di London menghadapi gangguan pada Senin, ketika para pekerja di yang kedua mereka dalam satu bulan dalam percekcokan mengenai pemotongan kerja yang direncanakan.

Pemogokan oleh sebanyak 10.000 staf London Tube tersebut --yang dijadwalkan dimulai pada Minggu-- mengancam akan mengulangi babak pertama aksi industri mereka pada 7 September, yang melumpuhkan sebagian besar jaringan kereta itu, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Pengelola London Underground menyelenggarakan pembicaraan satu hari Rail Maritime and Transport (RMT) dan serikat pekerja kerah putih TSSA pada September tapi tak ada kemajuan yang dicapai dan serikat telah menolak untuk melanjutkan perundingan selama satu usul pemotongan 800 pekerjaan tetap ada.

Jaringan kerja itu mengatakan kehilangan pekerjaan itu mencerminkan kenyataan bahwa banyak kantor penjualan tiket nyaris tak digunakan karena makin banyak penumpang membeli tiket dan pas melalui Internet atau di mesin layanan-mandiri. Jaringan tersebut menyatakan tak perlu ada tindakan sia-sia.

"Saya menyesalkan bahwa penumpang kita mungkin menghadapi perjalanan yang sulit dan kami akan melakukan apa pun yang mungkin guna menghindari pemogokan," kata Direktur Pengelola London Underground, Mike Brown .

"Kami takkan menarik usul kami, tapi kami akan mendengarkan setiap keprihatinan keselamatan khusus," kata Mike Brown .

Sekretaris Jenderal RMT Bob Crow menyatakan para manager mesti "terlibat dalam pembicaraan yang layak dengan serikat pekerja guna menyelesaikan semua masalah inti dalam sengketa tersebut".

Transport for London (TfL), pihak berwenang utama angkutan di ibu kota Inggris, menyatakan London Underground dapat mengoperasikan lebih dari seperti layanan normalnya selama pemogokan terakhir, tapi menyatakan gangguan besar mungkin terjadi.

TfL menyatakan jawatan angkutan tersebut akan menyediakan lebih dari 100 bus tambahan dan meningkatkan kapasitas bagi perjalanan melalui angkutan sungai guna membantu mengatasi gangguan, serta armada taksi.

Pengerjaan jalan yang direncanakan juga akan ditunda selama masih mungkin untuk menjaga kelancaran lalu lintas, kata Tfl.

Serikat pekerja merencanakan dua pemogokan 24-jam lagi, pada 2 November dan 28 November, jika percekcokan itu tak terselesaikan dan larangan kerja lembur masih berlaku.
(C003/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010